Ukraina pada Minggu (5/11) mengatakan telah memulai penyelidikan kriminal setelah serangan rudal Rusia menewaskan sejumlah tentara dalam sebuah acara yang menurut laporan media merupakan “upacara penghargaan” di dekat garis depan pertempuran pada Jumat (3/11) lalu.
Sedikitnya 20 tentara dilaporkan tewas dalam serangan itu, yang menurut media lokal terjadi pada hari Jumat ketika sebuah brigade berkumpul untuk menerima penghargaan di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina selatan.
“Ini adalah tragedi yang sebenarnya bisa dihindari,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidatonya pada Minggu malam. “Investigasi kriminal telah dimulai atas tragedi ini,” tambahnya.
BACA JUGA: Zelenskyy Minta Lebih Banyak Bantuan dari ASAFP tidak dapat segera memverifikasi situasi terkait serangan itu atau jumlah tentara yang tewas.
Pihak militer Ukraina mengonfirmasi pada Sabtu (4/11) bahwa sejumlah tentara dari Brigade Serbu Gunung ke-128 tewas dalam serangan rudal sehari sebelumnya tetapi tidak memberikan jumlah korban.
“(Rusia) menembakkan rudal Iskander-M ke arah personel Brigade Serbu Gunung ke-128, menewaskan para prajurit dan menyebabkan luka-luka dengan berbagai tingkat keparahan pada penduduk setempat,” kata militer.
Seorang tentara Ukraina mengatakan di media sosial bahwa 22 orang dari brigade tersebut tewas, dan mengkritik para komandan yang mengadakan upacara tersebut.
“Semua orang menulis bahwa ‘Pahlawan tewas.’ Meskipun lebih tepat untuk menulis ‘Pahlawan menjadi korban,’” kata prajurit Ivan Savytskyy.
“Mereka menjadi korban tradisi militer yang tidak sempurna dalam bentuk terburuknya,” tambahnya.
BACA JUGA: AS Berlakukan Sanksi Baru terhadap RusiaRusia mengatakan dalam penjelasan kementerian pertahanan pada Sabtu bahwa mereka telah menimbulkan “kekalahan berapi” pada unit serbu Ukraina di Zaporizhzhia dan menyebut sebanyak 30 orang telah tewas dalam serangan tersebut.
Wilayah Zakarpattia di Ukraina barat, tempat brigade serbu itu bermarkas, akan memberlakukan masa berkabung selama tiga hari mulai Senin, kata gubernur setempat Victor Mykyta.
“Pahlawan kita masih hidup selama kenangan akan mereka dan jasa mereka masih hidup,” katanya, Minggu. [lt/rs]