AS telah membantu Ukraina membersihkan dan menghancurkan lebih dari 530 sisa bahan peledak di negara itu tahun lalu, tetapi Ukraina masih memiliki daerah luas yang terkontaminasi ranjau darat, persenjataan, dan bom rakitan yang belum meledak akibat invasi Rusia ke negara itu, demikian menurut sebuah laporan Departemen Luar Negeri.
Dalam laporan tahunan yang dirilis Selasa (4/4), Departemen Luar Negeri AS mendokumentasikan upayanya untuk membantu lebih dari 60 negara menghancurkan bahaya ledakan dan senjata konvensional lainnya. Ukraina menerima bantuan terbesar pada tahun fiskal 2022 — lebih dari $91 juta.
Pemerintah Ukraina memperkirakan bahwa 160.000 kilometer persegi wilayahnya terancam bahaya ledakan – wilayah seluas hampir dua kali ukuran Austria – dan mengatakan sekitar 10% dari lahan pertanian negara itu sekarang terlalu berbahaya untuk ditanami.
BACA JUGA: Rusia Klaim Rebut Bakhmut, Ukraina Katakan Berhasil Halau Musuh“Dengan demikian, invasi brutal Rusia semakin memperburuk krisis pangan global,” demikian menurut laporan, “To Walk the Earth in Safety,” yang disusun bersama Pusat Stabilisasi dan Pemulihan Internasional di Universitas James Madison di Virginia.
Sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Ukraina adalah salah satu produsen gandum dan biji-bijian lainnya terbesar di dunia.
Bantuan AS untuk Ukraina pada tahun fiskal yang berakhir pada September 2022 memberikan pelatihan dan peralatan kepada tim penjinak ranjau di seluruh Ukraina, serta mendanai program pendidikan tentang bahaya bahan peledak tersembunyi, yang menjangkau 18 juta warga Ukraina. [my/ka]