Ukraina: Perang Hancurkan Sebagian Besar Bandara Sipil

Pesawat rusak terlihat di hanggar yang hancur di Bandara Internasional Antonov, Hostomel, Ukraina, 31 Maret 2022. (Foto: Babylon'13/via REUTERS)

Warga Ukraina yang ingin terbang ke luar negeri kini harus melalui jalur darat atau kereta api ke negara-negara tetangga untuk mengejar penerbangan.

Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, mengungkapkan pada Sabtu (30/11) bahwa lima belas bandara sipil di Ukraina hancur sejak Rusia menginvasi negara itu pada Februari 2022.

Ukraina, yang memiliki 20 bandara sipil menurut layanan penerbangan negara, menjajaki kemungkinan untuk membuka kembali sebagian wilayah udaranya, yang sejak awal perang sepenuhnya ditutup.

Warga Ukraina yang ingin terbang ke luar negeri kini harus melalui jalur darat atau kereta api ke negara-negara tetangga untuk mengejar penerbangan. Bagi mereka yang tinggal di bagian timur, perjalanan keluar dari Ukraina bisa memakan waktu seharian.

BACA JUGA: Ukraina: Pengiriman Bantuan Militer Segera Lebih Penting daripada Mobilisasi Tambahan

"Kami melakukan penilaian risiko dan menentukan kebutuhan pasukan pertahanan udara untuk membuka sebagian wilayah udara," kata Shmyhal dalam pernyataannya yang dikutip oleh kantor berita lokal Ukrinform pada sebuah konferensi transportasi.

"Masalah keamanan dan situasi militer tetap menjadi kunci keputusan ini," katanya.

Shmyhal menambahkan bahwa Rusia selama ini menyerang infrastruktur pelabuhan Ukraina hampir 60 kali dalam tiga bulan terakhir, merusak atau menghancurkan hampir 300 fasilitas dan 22 kapal sipil.

Seorang mitra senior di perusahaan pialang asuransi Marsh McLennan mengatakan kepada Reuters awal bulan ini bahwa Ukraina dapat membuka kembali bandara di Kota Lviv, bagian barat negara itu, pada 2025, jika regulator menganggapnya aman dan keputusan politik dibuat. [ah/ft]