Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan gencatan senjata tidak mungkin terjadi dalam perang di Ukraina kecuali ini menjadi bagian dari apa yang ia sebut perjanjian perdamaian yang “adil dan abadi” yang mencakup penarikan pasukan Rusia.
Berbicara di Helsinki, Finlandia – negara anggota terbaru aliansi NATO – Blinken mengatakan “gencatan senjata yang hanya membekukan situasi saat in” dan memungkinkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengonsolidasikan kontrol atas teritori yang telah ia rebut “bukanlah perdamaian yang adil dan abad” dan mengirim pesan yang salah kepada Moskow dan “calon aggressor lainnya di seluruh dunia.”
Blinken menambahkan AS akan mendorong upaya-upaya perdamaian oleh negara-negara lain selama mereka menjunjung Piagam PBB dan kedaulatan, integritas teritorial dan kemerdekaan Ukraina.
Sementara itu, para pejabat di Ukraina mengatakan militer menembak jatuh lebih dari 30 rudal dan drone Rusia di atas Kyiv pada hari Jumat (2/6).
Sebuah pernyataan dari Angkatan Udara Ukraina mengatakan pertahanan udara negara itu menembak jatuh 15 rudal jelajah dan 21 drone.
Para pejabat mengatakan sedikitnya dua orang cedera tertimpa puing-puing rudal dan drone yang ditembak jatuh itu.
Kementerian Pertahanan Inggris dalam berita intelijen terbarunya mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina pada hari Jumat mengatakan bahwa Rusia kini menghadapi “dilema yang akut” mengenai apakah akan memperkuat pertahanannya di daerah-daerah perbatasan Rusia atau memperkuat pasukan mereka di wilayah Ukraina yang diduduki.
BACA JUGA: Serangan Maut Rudal Rusia Hantam KyivSementara itu pada hari Kamis Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengomentari laporan bahwa orang-orang ingin mengungsi ke sebuah tempat berlindung di Kyiv, tetapi tempat itu ditutup. Zelenskyy mengatakan, “Tugas otoritas setempat, ini tugas yang sangat spesifik, untuk memastikan bahwa tempat-tempat berlindung tersedia dan dapat diakses sepanjang waktu.” Ia mengatakan, “Jika tugas ini tidak dipenuhi di lapangan, badan-badan penegak hukum bertanggung jawab langsung” untuk membawa pihak-pihak yang bertanggung jawab “ke muka hukum.”
Juga Kamis, serangan rudal Rusia menjelang fajar yang menargetkan ibu kota Ukraina, Kyiv, menewaskan sedikitnya tiga orang, termasuk anak perempuan berusia 9 tahun dan ibunya, serta melukai 16 lainnya, kata para pejabat Ukraina.
Hari pertama bulan Juni diperingati sebagai Hari Anak-Anak Internasional oleh banyak negara. Presiden Zelenskyy mengatakan dalam pidato hariannya, Kamis, “Tetapi bahkan pada hari ini pun … negara teroris merenggut nyawa seorang anak Ukraina.” [uh/ab]