Ukraina Tuntut Barat Berlakukan Total Embargo Energi Rusia

Sebuah kapal tanker berlabuh di terminal ekspor minyak di pelabuhan timur jauh Kozmino, Rusia, 28 Desember 2009. (Foto: AP)

Menteri Luar Negeri Ukraina, Kamis (7/4), mengatakan pihaknya akan terus menuntut negara-negara Barat untuk melakukan embargo terhadap komoditas minyak dan gas Rusia setelah invasinya ke negara itu. Desakan itu muncul di saat Uni Eropa menjanjikan diterapkannya sanksi putaran kelima pada Jumat (8/4).

Dmytro Kuleba akan berbicara kepada 30 sekutu NATO, serta Uni Eropa, Finlandia, Swedia, Jepang, Selandia Baru dan Australia, dalam sesi khusus para menteri luar negeri untuk mempertahankan dukungan internasional bagi sanksi dan pasokan senjata.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba berbicara kepada pers sebelum pertemuan para menteri luar negeri NATO di markas NATO, di Brussels, pada 7 April 2022. (Foto: AFP)

"Kami akan terus bersikeras pada (pemberlakukan) embargo minyak dan gas secara penuh," katanya kepada wartawan di NATO. Ia berbicara bersama Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg.

"Saya pikir kesepakatan yang ditawarkan Ukraina adil. Anda memberi kami senjata, kami mengorbankan hidup kami, dan perang terkendali di Ukraina," katanya.

Kuleba meminta Jerman khususnya untuk mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina, meminta pesawat, rudal anti-kapal berbasis darat, kendaraan lapis baja dan sistem pertahanan udara. Dia mengatakan prosedur pengiriman alutsista terlalu lama di Berlin.

BACA JUGA: Mengapa Eropa Tolak Terapkan Sanksi Energi Rusia?

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, yang menawarkan untuk mengadakan pertemuan lain para menteri luar negeri NATO pada bulan Mei di Berlin, mengatakan dia akan membahas lebih banyak penjualan senjata ke Ukraina dengan sekutu pada Kamis (7/4) di Brussels.

Setelah lebih dari 40 hari perang, Ukraina mengatakan Rusia terus menyerang kota-kotanya, terutama di wilayah timur Kharkiv, Donetsk dan Luhansk setelah pasukan Rusia mundur dari sekitar Kyiv.

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus.”

Seorang pekerja konstruksi Rusia berbicara di telepon seluler di Teluk Portovaya sekitar 170 km barat laut dari St. Petersburg, Rusia. (Foto: AP)

Stoltenberg pada Rabu (6/4) memperingatkan perang yang bisa berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun dan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menjanjikan untuk terus memberikan dukungan kepada Ukraina untuk jangka panjang.

Kemarahan atas pembunuhan warga sipil di kota Ukraina, Bucha, dekat Ibu Kota Kyiv tampaknya telah membangkitkan dukungan Barat.

Larangan Uni Eropa terhadap minyak dan gas Rusia kemungkinan akan memotong sumber pendapatan yang signifikan untuk perang Moskow, tetapi di sisi lain juga akan memukul ekonomi Eropa dan mendorong melonjaknya harga gas.

BACA JUGA: Putin Minta Eropa Bayar Gas Alam dalam Rubel

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan bahwa paket kelima sanksi Uni Eropa, termasuk larangan batu bara, akan disepakati pada Kamis atau Jumat. "Kami telah mengikuti pendekatan progresif. Sekarang kami mempercepat," katanya kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan sanksi Barat lebih lanjut tidak dapat dikesampingkan, termasuk embargo energi, setelah Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan langkah-langkah baru pada bank-bank Rusia pada Rabu dan pada anggota keluarga Putin.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan di NATO bahwa Australia menjatuhkan sanksi pada 67 orang Rusia atas invasi Moskow ke Ukraina. [ah/rs]