Ukraina telah mengundang para ahli PBB untuk memeriksa puing-puing dari apa yang pihaknya yakini sebagai drone buatan Iran yang dijual ke Rusia. Penjualan tersebut melanggar sanksi internasional dan digunakan untuk menyerang kota-kota Ukraina.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkan kepada presiden Dewan Keamanan PBB dan diperoleh VOA, Duta Besar Ukraina mengatakan bahwa menurut informasi publik, Rusia telah menerima pengiriman barang-barang terlarang dari Iran sejak Januari 2016.
BACA JUGA: Serangan Udara Rusia Hantam Fasilitas Energi Ukraina“Secara khusus, pada akhir Agustus 2022, kendaraan udara tak berawak (UAV) seri Mohajer dan Shahed dibawa dari Iran ke Rusia,” kata Duta Besar Sergiy Kyslytsya dalam surat itu. “Ukraina menilai bahwa hal ini kemungkinan merupakan bagian dari rencana Iran untuk mengekspor ratusan UAV ke Rusia.”
Dalam beberapa pekan terakhir, pihak Ukraina telah berulang kali melaporkan serangan Rusia yang menghantam sejumlah kota di negara tersebut menggunakan drone Shahed-136 buatan Iran. Iran membantah telah memperlengkapi Rusia dengan drone buatannya.
Kyslytsya mencatat bahwa drone Mohajer dan Shahed diproduksi oleh Qods Aviation, yang dikenai pembekuan aset internasional berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 2231.
Dewan Keamanan mengadopsi resolusi itu pada tahun 2015, menetapkan perjanjian internasional yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi, tetapi tetap memberlakukan pembatasan tertentu.
Resolusi 2231 mengizinkan pengiriman barang terlarang dari atau menuju Iran hanya jika disetujui oleh Dewan Keamanan, berdasarkan kasus per kasus. Iran sendiri tidak pernah meminta persetujuan seperti itu. [my/lt]