Dinas Keamanan Ukraina mengatakan pada Sabtu (27/1), pihaknya berhasil mengungkap skema korupsi senilai $40 juta, yang menyedot uang yang sebenarnya dialokasikan untuk pembelian senjata, yang sangat dibutuhkan di tengah invasi Rusia.
Badan intelijen Ukraina (SBU) mengatakan penyelidikan tersebut telah mengungkap peran mantan pejabat tinggi di Kementerian Pertahanan dan sejumlah manajer di perusahaan pemasok senjata.
SBU mengatakan penggelapan itu melibatkan kontrak 100.000 mortir dengan produsen senjata Lviv Arsenal pada Agustus 2022, hanya enam bulan setelah perang dimulai.
Pembayaran dilakukan di muka, dan sebagian dana ditransfer ke luar negeri.
Tapi tidak ada senjata yang dikirimkan.
BACA JUGA: Berpaling dari Rusia, India Mulai Lirik Pasokan Senjata Negara LainPernyataan itu juga menyebut, lima orang telah menerima “pemberitahuan terkait kecurigaan,” yang merupakan tahap pertama dalam proses hukum Ukraina.
Salah satu tersangka, kata pernyataan itu, ditahan ketika mencoba melintasi perbatasan Ukraina.
Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu dan akan menimbulkan gaung yang besar, di negara yang sedang kelelahan menghadapi invasi Rusia sejak dua tahun lalu.
Hal ini juga menunjukkan korupsi yang mewabah sebagai masalah besar, seiring upaya Ukraina berjuang untuk bergabung dengan Uni Eropa dan di tengah desakan pendanaan dan peralatan baru dari Washington.
Korupsi di kalangan militer telah menjadi isu yang sangat sensitif di Ukraina dan seorang menteri pertahanan dipecat tahun lalu, karena berbagai kasus korupsi, meskipun ia tidak dituduh terlibat secara pribadi dalam korupsi. [ns/jm]