Para penjabat Ukraina Kamis (3/4) menuduh bahwa penembakan terhadap para demonstran Februari lalu atas perintah presiden tersingkir Viktor Yanukovych.
Para penjabat Ukraina menuduh bahwa pembunuhan massal para pengunjuk rasa di Kyiv bulan Februari lalu berlangsung atas perintah presiden tersingkir Viktor Yanukovych, dan bahwa para agen keamanan Rusia membantunya merencanakan dan melaksanakannya.
Penjabat Menteri Dalam Negeri Arsen Avakov hari Kamis mengatakan kepada para wartawan di Kiev bahwa Yanukovych “mengeluarkan perintah kejahatan…untuk melepaskan tembakan terhadap para demonstran tanggal 18-20 Februari.”
Berbicara di konferensi pers yang sama, kepala dinas keamanan Ukraina mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa para agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB terlibat dalam “perencanaan dan pelaksanaan apa yang disebut operasi anti-teroris” di ibukota Ukraina itu akhir Februari.
Pemerintah Ukraina hari Kamis (3/4) juga mengumumkan penahanan 12 anggota satuan elit polisi anti huru-hara atas dugaan menembaki para pengunjuk rasa.
Lebih dari 100 orang tewas dalam kerusuhan di Kyiv bulan Februari lalu, sebagian besar tampaknya ditembak oleh penembak jitu.
FSB menanggapi tuduhan Ukraina itu hari kamis dengan seorang jurubicara yang mengatakan kepada kantor berita pemerintah RIA Novosti: “Biarkan tuduhan-tuduhan itu tetap berada dalam hati nurani Dinas Keamanan Ukraina.”
Penjabat Menteri Dalam Negeri Arsen Avakov hari Kamis mengatakan kepada para wartawan di Kiev bahwa Yanukovych “mengeluarkan perintah kejahatan…untuk melepaskan tembakan terhadap para demonstran tanggal 18-20 Februari.”
Berbicara di konferensi pers yang sama, kepala dinas keamanan Ukraina mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa para agen dari Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB terlibat dalam “perencanaan dan pelaksanaan apa yang disebut operasi anti-teroris” di ibukota Ukraina itu akhir Februari.
Pemerintah Ukraina hari Kamis (3/4) juga mengumumkan penahanan 12 anggota satuan elit polisi anti huru-hara atas dugaan menembaki para pengunjuk rasa.
Lebih dari 100 orang tewas dalam kerusuhan di Kyiv bulan Februari lalu, sebagian besar tampaknya ditembak oleh penembak jitu.
FSB menanggapi tuduhan Ukraina itu hari kamis dengan seorang jurubicara yang mengatakan kepada kantor berita pemerintah RIA Novosti: “Biarkan tuduhan-tuduhan itu tetap berada dalam hati nurani Dinas Keamanan Ukraina.”