Ukraina mengatakan akan terus menggencarkan serangan militernya terhadap separatis pro-Rusia di kawasan timur negara itu, sementara Rusia mengatakan telah menerima ribuan telpon meminta bantuan dari warga kawasan itu yang berbahasa Rusia.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Arsen Avakov mengatakan tentara merebut kembali sebuah menara pemancar televisi dan gedung-gedung pemerintah dari pemberontak di Kramatorsk, kota dekat Slovyanks yang pro-Rusia. Dalam pesan di Facebook, Avakov mengatakan “kami tidak akan berhenti.”
Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitri Peskov mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin belum memutuskan bagaimana menanggapi serangan itu atau menanggapi sedikitnya 24 orang korban, kebanyakan pro-Rusia, yang tewas dalam bentrokan hari Jumat di kota Odessa.
Rusia sekarang ini memiliki paling tidak 40.000 tentara dan kendaraan lapis baja siaga di perbatasan dengan Ukraina, dan Rusia mengklaim berhak memasuki Ukraina demi melindungi etnis Rusia.
Di Kyiv, ibukota Ukraina, pemerintah sementara menyatakan hari berkabung dua hari untuk mengenang korban tewas di Odessa.
Para saksi mata mengatakan bentrok jalanan selama berjam-jam di kota yang terletak di tepi Laut Hitam itu berakhir dengan terbakarnya sebuah gedung serikat dagang, yang sempat menjadi tempat berlindung para separatis yang berjumlah jauh lebih sedikit.
Di Moskow, juru bicara Kremlin Dmitri Peskov mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin belum memutuskan bagaimana menanggapi serangan itu atau menanggapi sedikitnya 24 orang korban, kebanyakan pro-Rusia, yang tewas dalam bentrokan hari Jumat di kota Odessa.
Rusia sekarang ini memiliki paling tidak 40.000 tentara dan kendaraan lapis baja siaga di perbatasan dengan Ukraina, dan Rusia mengklaim berhak memasuki Ukraina demi melindungi etnis Rusia.
Di Kyiv, ibukota Ukraina, pemerintah sementara menyatakan hari berkabung dua hari untuk mengenang korban tewas di Odessa.
Para saksi mata mengatakan bentrok jalanan selama berjam-jam di kota yang terletak di tepi Laut Hitam itu berakhir dengan terbakarnya sebuah gedung serikat dagang, yang sempat menjadi tempat berlindung para separatis yang berjumlah jauh lebih sedikit.