Ulama Mesir Promosikan Visi Islam Moderat

Universitas Al-Azhar di Kairo, 17 April 2016. (Foto: Reuters)

Universitas Al Azhar di Mesir, yang menjadi pusat kajian hukum Islam seluruh dunia, telah berusaha mempromosikan citra Islam yang lebih modern untuk melawan versi kekerasan yang disebarkan ISIS, al-Qaida, dan kelompok-kelompok militan lain.

Upaya otorita keagamaan Al-Azhar untuk mengendalikan arah fatwa merupakan bagian dari strategi yang menggunakan kekuatan moderat untuk melawan ulama-ulama yang mendukung kekerasan dan pembunuhan.

Dalam beberapa tahun terakhir Mesir telah dilanda upaya teroris militan Islamis dan panutan spiritual mereka untuk menabur kekacauan, yang meninggalkan jejak kematian dan kehancuran. Kaum militan telah membunuh pejabat-pejabat pemerintah, meledakkan gedung-gedung pemerintah, menyerang tempat-tempat wisata, dan secara acak menyerang polisi, tentara dan kaum minoritas agama Kristen Koptik.

Serangan-serangan terhadap gereja Koptik, termasuk pemboman bunuh diri di gereja katedral utama Koptik di Kairo bulan Desember, dan pemboman-pemboman belum lama ini di Iskandariyah dan Tanta pada Minggu Palem, menewaskan puluhan orang dan mengusik ketenangan batin warga Mesir secara keseluruhan. Jatuhnya korban jiwa warga tak bersalah dalam berbagai serangan teroris membuat pemerintah Mesir mengecam ulama Islamis yang mendukung pertumpahan darah dan kekerasan.

Ulama garis keras seperti ulama Mesir yang berbasis di Qatar, Sheikh Youssef al Qaradawi, telah dituduh mengeluarkan fatwa untuk membenarkan pembunuhan polisi, tentara, dan warga Kristen. Qaradawi menyanggah tuduhan itu tetapi rekaman video yang menunjukkan ia menyerukan serangan terhadap pasukan keamanan Mesir dan Suriah beredar luas di Internet.

Ekstremis Islamis di Sinai, di sepanjang perbatasan dengan Libya, dan di Sejumlah kota di Mesir telah meningkat serangan terhadap target pemerintah sejak presiden Islamis Mohamed Morsi digulingkan dalam kudeta militer tahun 2013.

Ditengah-tengah Pergolakan politik dan keagamaan yang mengguncang Mesir, Sheikh Ahmed Tayeb dari Universitas Al Azhar University telah mengutuk ulama yang menganjurkan kekerasan. Ia berkeras, mereka tidak boleh dibiarkan mendefinisikan Islam. [ds]