Berbagai kegiatan untuk mempersiapkan hari raya Galungan dan Kuningan, di mana umat Hindu merayakan kemenangan Dharma (Kebaikan) melawan Adharma (Kejahatan) tampak di setiap rumah tangga umat. Janur-janur mulai dipesan, peralatan persembahyangan juga dipersiapkan.
Pasar-pasar tradisonal mulai dipenuhi warga, terutama kaum perempuan, yang menjual dan berbelanja berbagai kebutuhan hari raya. Ida Bagus Kade Arimbawa adalah seorang Ulaka (anggota keluarga pendeta yang membantu pelaksanaan upacara di Masyarakat) dari Puri (tempat tinggal Pendeta) Taman Sari Tabanan mengamati perubahan pasar setelah pemilu usai.
“Kebutuhan sarana dan prasarana bahan-bahannya itu semua agak mahal sekarang tapi bagaimanapun juga karena itu sudah kewajiban dan tanggung jawab sebagai umat Hindu ya harus dilaksanakan Galungan itu dengan rasa hikmah dan tulus,” ujar Kade kepada VOA pada minggu lalu.
Sementara itu, Ida Bagus Rai Mantra, mantan walikota Denpasar yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan DPD RI 2024 mewakili Provinsi Bali, mengatakan sebagaimana biasanya pada hari raya, Kota Denpasar mulai akan tampak lebih sepi.
“Denpasar biasanya sih mulai besok mungkin ya, atau dalam dua hari sudah mulai lengang pulang kampung semua kayanya,” tambahnya.
Rangkaian hari raya Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu kali ini sangat berdekatan dengan Nyepi, yang sekaligus merupakan pergantian ke tahun caka baru 1946. Ogoh-ogoh untuk malam menjelang Nyepi juga tampak sudah dipersiapkan oleh masing-masing Banjar atau unit terkecil masyarakat Bali.
Mayoritas hotel dan jasa pariwisata lainnya di Bali, yang beroperasi di Kabupaten Badung, memiliki sekitar 3.500 usaha terkait akomodasi dan jasa pariwisata. Ketua PHRI Kabupaten Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya mengatakan tidak banyak perbedaan persiapan yang dilakukan oleh pelaku pariwisata di Bali terkait dekatnya tiga hari raya terbesar umat Hindu – yaitu Galungan, Kuningan dan Nyepi.
“Memang tidak ada khusus tujuan wisatawan untuk Nyepi, karena Silent Day bagi mereka sangat asing ya, during Nyepi kebetulan mereka ada di Bali mereka malah “slip out” ke Labuan Bajo trus Gili Terawang, ke Yogya, dua hari biasanya, mereka justru menghindari Nyepi hanya sebagian kecil yang ingin tahu Nyepi, suasana Nyepi,” ungkap Rai.
Your browser doesn’t support HTML5
Ada hal yang secara khusus disyukuri oleh umat Hindu di Bali pada perayaan Galungan kali ini, yaitu kembalinya keseimbangan dan damai pada alam skala dan niskala. Umat Hindu meyakini keseimbangan ini akan menjadikan manusia lebih damai, terutama setelah berlangsungnya pemilu.
Di Amerika Serikat, diaspora Hindu Indonesia tersebar di beberapa negara bagian, yang merayakan Galungan dengan cara yang beragam. Namun kelompok umat Hindu di California dan Washington DC menunda persembahyangan bersama umat pada akhir pekan ini untuk memberi waktu umat melakukan persembahyangan di masing-masing rumah tangga pada hari Galungan, mengingat hari Rabu umumnya bukan hari libur. [my/em]