Sebagian umat Islam di berbagai penjuru dunia merayakan Idulfitri pada hari Jumat (21/4).
Di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menyatakan Ramadan berakhir Kamis, sementara tetangga Teluk Arabnya, Oman, memutuskan bulan puasa berakhir Jumat.
Kegiatan salat Idulfitri berlangsung di masjid-masjid besar di negara-negara itu Jumat pagi.
Di Jalur Gaza dan Yerusalem, ribuan Muslim terlihat memenuhi masjid-masjid untuk melakukan salat Id.
Di kawasan Kota Tua di Yerusalem, salat berjemaah itu diadakan di kompleks Masjid al-Aqsa. Usai salat, ratusan Muslim melakukan aksi unjuk rasa.
Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mendukung kelompok militan Islam, Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Di kawasan Eropa, sejumlah Muslim menyatakan kegembiraan mereka menyambut Idulfitri. Masjid Fatih di Istanbul, Turki, tidak mampu menampung Muslim yang hadir mengikuti kegiatan salat Id. Banyak orang terpaksa salat di jalanan dekat masjid itu.
Dalam suasana politik yang panas menjelang pemilu 14 Mei mendatang, seorang warga Istanbul bernama Ziya Altun, mengaku Ramadan yang baru saja berakhir tidak seperti Ramadan-Ramadan sebelumnya.
"Ramadan tidak lagi sama. Kami tidak lagi melihat Ramadan yang lama, anak-anak kami tidak pernah melihatnya. Tapi setiap orang harus merasakan kegembiraan Idulfitri ini."
Di Bosnia, umat Islam menyambut Idulfitri dengan penuh suka cita. Avdo Kovac, warga Sarajevo, tidak bisa menutupi kegembiraannya. "Idulfitri sangat berarti bagi saya. Ini adalah hari libur kesayangan bagi saya, dan bukan hanya saya tetapi juga bagi semua Muslim lainnya di dunia. Dengan sepenuh hati, saya menantikannya tiba setiap tahun," jelasnya.
Idulfitri juga diselenggarakan umat Islam di kawasan Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat dan Kanada, pada hari Jumat. [ab/uh]