Umat Katolik Filipina Tetap Rayakan Jumat Agung dengan Ritual Ekstrem

Gereja di Mandaluyong, Manila, Filipina. (Foto: dok).

Mengabaikan larangan ketat pemerintah Filipina untuk tidak ke luar rumah sebagai bagian dari upaya mengendalikan wabah virus corona, sejumlah penganut Katolik di Manila tetap menjalankan ibadah Jumat Agung di luar gereja-gereja yang ditutup.

Dalam kegiatan memperingati kematian Yesus itu, tak sedikit komunitas Katolik di Manila, dan banyak kota lain di negara itu, yang tetap melangsungkan tradisi ritual yang ekstrem, seperti pencambukan diri dan penyaliban dengan paku.

“Kami di sini karena kami ingin penyebaran COVID-19 berakhir, dan kami berdoa agar segala sesuatunya di negara ini kembali normal,” kata Edward Degusano, yang melakukan ritual mencambuk diri di luar sebuah gereja di Manila.

Filipina memiliki 4.195 kasus virus corona yang dikukuhkan, dengan total kematian mencapai 221 hingga Jumat (10/4). Memenuhi peraturan pemerintah, gereja-gereja di negara itu tutup selama lockdown sejak pertengahan Maret lalu.

Gereja Katolik sebetulnya menyatakan ketidaksetujuannya dengan kegiatan mendera diri sewaktu memperingati Jumat Agung, dengan alasan doa dan pertobatan yang sungguh-sungguh cukup untuk mendapatkan pengampunan dosa.Namun banyak penganut Katolik di Filipina tetap melangsungkan kegiatan ekstrem menjelang Paskah itu sebagai wujud pengabdian dan permohonan ampun. Mereka percaya ritual itu bisa menyembuhkan penyakit dan mewujudkan keinginan mereka. [ab/uh]