UNESCO memberikan 100 ribu dollar kepada museum Islam di Kairo untuk biaya perbaikan pasca pemboman yang merusakkan sebagian besar artifak museum.
Menteri Urusan Purbakala Mesir Mohammed Ibrahim mengatakan satu tim UNESCO akan terbang ke Kairo untuk menilai kerusakan yang ditimbulkan pada museum seni Islam yang terkenal, pasca pemboman yang menarget markas keamanan di dekat museum tersebut.
Mohammed Ibrahim menambahkan, UNESCO juga memberikan 100 ribu dollar kepada museum itu untuk biaya perbaikan pasca pemboman yang merusakkan sebagian besar artifak museum.
Pemboman dengan truk hari Jumat lalu merupakan salah satu dari empat serangan di seluruh Kairo yang menarget polisi. Sedikitnya enam orang tewas.
Ledakan dahsyat itu menghancurkan pengaman depan markas keamanan tersebut, sementara bagian baja dan langit-langit markas yang terbuat dari beton menghantam berbagai artifak di museum di seberang markas tersebut.
Potongan kaca dan porcelain yang berusia berabad-abad hancur menjadi debu, sementara mimbar yang terbuat dari kayu tak ternilai harganya porak-poranda dan manuskrip-manuskrip kuno terendam air yang keluar dari pipa-pipa yang pecah.
Meskipun penilaian lengkap atas artifak yang rusak belum dilakukan, tetapi Mohammed Ibrahim mengatakan kerusakan itu merupakan kerugian luar biasa bagi sejarah Mesir dan Islam.
Juru bicara UNESCO Sue Williams memastikan bahwa sebuah misi lembaga itu sedang dirancang dan dana darurat sebesar 100 ribu dollar telah dipersiapkan.
Museum Seni Islam di Kairo yang dibangun tahun 1881 ini merupakan wahana koleksi artifak paling kaya di dunia karena meliputi artifak dari seluruh periode sejarah Islam. Museum itu memiliki 100 ribu artifak yang mewakili era Islam yang berbeda-beda, empat ribu artifak dipamerkan secara terbuka sementara sisanya disimpan.
Menurut situs resmi, museum itu menyimpan berbagai artifak dari era pra-Islam abad ke-7 hingga abad ke-19 – termasuk karpet, koin, keramik, perhiasan, manuskrip, ukiran marmer dan kayu. Sebuah air mancur yang dibuat dari mosaik berwarna adalah karya yang paling mengesankan, yang dibuat pada era Mamluk abad ke-13 dan 16.
Renovasi museum yang baru saja diselesaikan menelan biaya sekitar 14,4 juta dollar – termasuk perbaikan 25 ruang pameran dan sistem tata lampu dan keamanan seni, laboratorium restorasi lengkap, museum anak-anak dan perpustakaan – yang sebagian besar musnah dalam ledakan hari Jum’at itu.
Mohammed Ibrahim menambahkan, UNESCO juga memberikan 100 ribu dollar kepada museum itu untuk biaya perbaikan pasca pemboman yang merusakkan sebagian besar artifak museum.
Pemboman dengan truk hari Jumat lalu merupakan salah satu dari empat serangan di seluruh Kairo yang menarget polisi. Sedikitnya enam orang tewas.
Ledakan dahsyat itu menghancurkan pengaman depan markas keamanan tersebut, sementara bagian baja dan langit-langit markas yang terbuat dari beton menghantam berbagai artifak di museum di seberang markas tersebut.
Potongan kaca dan porcelain yang berusia berabad-abad hancur menjadi debu, sementara mimbar yang terbuat dari kayu tak ternilai harganya porak-poranda dan manuskrip-manuskrip kuno terendam air yang keluar dari pipa-pipa yang pecah.
Meskipun penilaian lengkap atas artifak yang rusak belum dilakukan, tetapi Mohammed Ibrahim mengatakan kerusakan itu merupakan kerugian luar biasa bagi sejarah Mesir dan Islam.
Juru bicara UNESCO Sue Williams memastikan bahwa sebuah misi lembaga itu sedang dirancang dan dana darurat sebesar 100 ribu dollar telah dipersiapkan.
Museum Seni Islam di Kairo yang dibangun tahun 1881 ini merupakan wahana koleksi artifak paling kaya di dunia karena meliputi artifak dari seluruh periode sejarah Islam. Museum itu memiliki 100 ribu artifak yang mewakili era Islam yang berbeda-beda, empat ribu artifak dipamerkan secara terbuka sementara sisanya disimpan.
Menurut situs resmi, museum itu menyimpan berbagai artifak dari era pra-Islam abad ke-7 hingga abad ke-19 – termasuk karpet, koin, keramik, perhiasan, manuskrip, ukiran marmer dan kayu. Sebuah air mancur yang dibuat dari mosaik berwarna adalah karya yang paling mengesankan, yang dibuat pada era Mamluk abad ke-13 dan 16.
Renovasi museum yang baru saja diselesaikan menelan biaya sekitar 14,4 juta dollar – termasuk perbaikan 25 ruang pameran dan sistem tata lampu dan keamanan seni, laboratorium restorasi lengkap, museum anak-anak dan perpustakaan – yang sebagian besar musnah dalam ledakan hari Jum’at itu.