UNHCR: Jumlah Pengungsi Dunia Capai Rekor Baru

Aktris Hollywood, Angelina Jolie, yang menjadi utusan khusus Badan PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) berbicara dengan para pengungsi di Riohacha, Kolombia, 7 Juni 2019. (Foto: UNHCR via Reuters)

Badan Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan, hampir 71 juta orang di berbagai penjuru dunia terpaksa mengungsi akibat perang, penindasan dan konflik – angka tertinggi sejak UNHCR didirikan hampir 70 tahun yang lalu.

Badan itu menyebutkan angka 70,8 juta itu merupakan data konservatif karena krisis Venezuala tidak diperhitungkan. UNHCR memperkirakan sekitar empat juta warga Venezuela meninggalkan negara mereka. Namun kebanyakan dari mereka tidak secara resmi mengajukan permohonan suaka, sehingga tidak dianggap pengungsi.

Tahun lalu, berbagai laporan menyebutkan, perang dan konflik memaksa hampir 26 juta orang – sebagian anak-anak – meninggalkan negara mereka. Sementara itu, lebih dari 41 juta orang terpaksa meninggalkan tempat tinggal mereka dan mengungsi ke tempat lain namun masih di dalam negeri mereka masing-masing.

Para pengungsi Suriah yang menyeberangi Sungai Evros, batas negara alami antara Yunani dan Turki, beristirahat di sebuah lapangan sambil menunggu kedatangan polisi untuk membawa mereka ke pusat penerimaan dekat Desa Nea Vyssa, Yunani, 2 Mei 2018.

UNHCR mengatakan, lebih dari dua pertiga pengungsi di berbagai penjuru dunia berasal dari lima negara – Suriah, Afghanistan, Sudan Selatan, Myanmar, and Somalia.

Untuk tahun kelima berturut-turut, Turki menampung paling banyak pengungsi, diikuti oleh Pakistan, Uganda, Sudan dan Jerman.

Komisaris Tinggi Urusan Pengungsi PBB Filippo Grandi mengatakan, data statistik menunjukkan, negara-negara kaya tidak menanggung paling besar beban pengungsi.

Grandi mengatakan Eropa, AS dan Australia tidak mengalami situasi darurat terkait pengungsi. Menurutnya, negara-negara yang paling berat menanggung beban adalah negarap-negara tetangga dari negara-negara yang dilanda konflik. [ab/uh]