Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mengatakan perang saudara selama lebih tiga tahun di Suriah telah memaksa tiga juta orang mengungsi, dan perang itu semakin meningkat. Menurut UNHCR, pengungsi Suriah menciptakan populasi pengungsi terbesar di dunia yang ditangani UNHCR.
UNHCR menyebut krisis Suriah "darurat kemanusiaan terbesar dalam zaman kita." UNHCR memperkirakan, kondisi itu akan makin memburuk.
UNHCR melaporkan, satu dari setiap delapan penduduk Suriah sebelum perang telah mengungsi melintasi perbatasan. Dalam tahun lalu saja, satu juta warga Suriah mengungsi ke negara-negara tetangga.
Jurubicara UNHCR Melissa Fleming mengatakan pengungsi tiba dalam kondisi mengenaskan - kelelahan, ketakutan dan tidak punya uang. Ia menambahkan, pengungsi melarikan diri dari Suriah sebagai upaya terakhir. Umumnya mereka sudah lari dari rumah mereka selama setahun atau lebih - berlindung di satu desa demi satu desa sampai mereka terdesak keluar sepenuhnya dari Suriah.
Fleming mengatakan ada tanda-tanda mengkhawatirkan bahwa semakin sulit bagi pengungsi melarikan diri dari Suriah.
"Kami diberitahu bahwa banyak orang dipaksa membayar suap di pos-pos pemeriksaan bersenjata yang semakin bermunculan di perbatasan, dan bahwa bayaran untuk penyelundup – karena banyak yang menggunakan penyelundup untuk keluar - menjadi sangat mahal,” kata Fleming.
Sebagian besar pengungsi berada di Lebanon, Yordania dan Turki. Jumlah mereka yang besar membebani ekonomi negara-negara itu. Hasil survei UNHCR baru-baru ini mendapati lebih dari empat dari lima pengungsi Suriah tinggal di luar kamp-kamp pengungsi, dan menemui kesulitan mencari nafkah di kota-kota. PBB mengatakan lebih dari sepertiga atau 38 persen pengungsi tinggal di tempat-tempat penampungan yang tidak layak.
Walau negara-negara tetangga Suriah menghadapi kesulitan, jurubicara UNHCR mengatakan, Lebanon terus menerima pengungsi; Jordania dan Turki, dengan alasan keamanan, harus lebih dulu memeriksa sebelum mengizinkan pengungsi Suriah masuk.
Sedangkan Irak kini menutup perbatasan bagi pengungsi Suriah karena sebagian besar wilayahnya kini dikuasai gerilyawan kelompok Negara Islam (ISIS) dan ekstremis lain.
UNHCR melaporkan hampir setengah dari semua warga Suriah kini terpaksa meninggalkan rumah demi menyelamatkan diri. Selain tiga juta yang mengungsi keluar Suriah, sekitar 6,5 juta pengungsi masih tinggal di Suriah - dipaksa atau ditekan untuk meninggalkan rumah mereka. Lebih dari separuh pengungsi dalam negeri itu adalah anak-anak.
PBB memperkirakan sudah hampir 200 ribu orang tewas sejak konflik Suriah dimulai Maret 2011.