Para diplomat menyerukan otoritas federal Ethiopia dan saingan mereka di wilayah Tigray untuk menyepakati gencatan senjata mengingat pertempuran sengit yang terjadi di wilayah tersebut semakin meningkatkan kekhawatiran akan makin banyaknya korban sipil berjatuhan.
Ketua Komisi Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyatakan "keprihatinan serius" mengenai pertempuran yang terjadi dalam sebuah pernyataan pada Minggu (16/10). Ia menyerukan "gencatan senjata tanpa syarat segera dan dimulainya lagi layanan kemanusiaan."
Perundingan perdamaian yang dipimpin Uni Afrika (AU) itu semula dijadwalkan berlangsung di Afrika Selatan pada awal bulan ini, tapi ditangguhkan karena isu logistik dan teknis.
BACA JUGA: Serangan Udara Hantam Ibu Kota Kawasan Tigray EthiopiaPihak-pihak yang bertikai telah mengatakan mereka siap untuk berpartisipasi dalam proses itu, meski pertempuran masih berlanjut di Tigray.
"Ketua mendesak para pihak agar berkomitmen kembali untuk berdialog sesuai kesepakatan untuk pembicaraan langsung yang akan diadakan di Afrika Selatan oleh tim tingkat tinggi yang dipimpin oleh Perwakilan Tinggi AU untuk wilayah Tanduk Afrika (Semenanjung Somalia), dan didukung oleh komunitas internasional,” kata Mahamat dalam pernyataan.
Pernyataan AU itu disampaikan menyusul pernyataan seorang perwakilan PBB pada Sabtu (15/10) malam yang mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal Antonio Guterres "sangat khawatir akan eskalasi pertempuran" dan menyerukan dihentikannya segera permusuhan. [vm/lt]