Uni Afrika Suarakan 'Keprihatinan Mendalam' Terkait Situasi Keamanan Kongo

Sejumlah warga membakar bendera Rwanda dalam aksi protes di Goma, Republik Demokratik Kongo, pada 30 Oktober 2022. (Foto: AP/Justin Katumwa)

Uni Afrika pada Minggu (30/10) mengatakan sangat prihatin akan semakin memburuknya situasi keamanan di Republik Demokratik Kongo (DRC), di mana cengkeraman para pemberontak semakin besar.

Dalam pernyataan gabungan, pemimpin Uni Afrika (AU) Macky Sall dan ketua Komisi AU Moussa Faki Mahamat mengatakan mereka "mengekspresikan keprihatinan mendalam" akan gagalnya keamanan serta menyerukan ketenangan dan dialog.

"Mereka menyerukan semua pihak untuk segera menerapkan gencatan senjata, menghormati hukum internasional, keselamatan dan keamanan warga sipil," tulis pernyataan itu.

BACA JUGA: Demonstrasi Menentang Kelompok Pemberontak M23 di Kongo Meletus, 1 Tewas

Para pemberontak M23 merebut lebih banyak wilayah di DRC yang kaya akan mineral pada Sabtu (29/10). Hal itu memicu misi penjaga perdamaian PBB untuk meningkatkan "kesiagaan pasukan" dan menambah dukungan kepada angkatan bersenjata.

Perkembangan terbaru itu terjadi ketika hubungan diplomatik antara DRC dan Rwanda yang bertetangga memburuk sehubungan dukungan kepada pemberontak.

Pihak berwenang di Kinshasa, yang menuduh Rwanda mendukung para pemberontak M23, pada Sabtu (29/10), mengumumkan duta besar Rwanda akan diusir, sebuah langkah yang disesalkan oleh Kigali.

AU mengimbau semua pihak untuk "berdialog dengan konstruktif" untuk menjamin perdamaian di kawasan yang bergejolak [vm/jm]