Uni Eropa Adopsi Proposal untuk Tangguhkan Kesepakatan Visa Rusia

  • Associated Press

Bendera nasional Ukraina dikibarkan bersama bendera Uni Eropa di markas UE di Brussel, Belgia (foto: dok).

Uni Eropa mengajukan proposal untuk menangguhkan Kesepakatan Fasilitasi Visa Rusia-Uni Eropa dan pengakuan paspor Rusia yang dikeluarkan di wilayah Ukraina yang didudukinya.

“Rusia bertanggung jawab atas agresi militer yang tidak beralasan, tidak diprovokasi terhadap integritas, kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina. Ini bukan hanya agresi terhadap Ukraina, tetapi juga ancaman terhadap keamanan kami. Warga Rusia seharusnya tidak memiliki akses yang mudah yang Uni Eropa, dan tentu saja menjadi wisatawan di Uni Eropa bukan hak fundamental. Hari ini komisi telah mengadopsi proposal untuk sepenuhnya menangguhkan perjanjian fasilitas visa Uni Eropa dengan Rusia.”

Ini adalah petikan pernyataan Komisioner Urusan Dalam Negeri Uni Eropa Ylva Johannson dalam konferensi pers hari Selasa (6/9) ketika ia mengumumkan proposal untuk menangguhkan perjanjian Uni Eropa dengan Rusia terkait visa, yang telah disepakati tahun 2007.

Lebih jauh Ylva mengatakan, “Saat ini tidak ada lagi dasar untuk (saling) percaya, tidak ada dasar untuk hubungan istimewa antara Uni Eropa dan Rusia. Penangguhan ini berarti warga Rusia tidak akan lagi menikmati akses istimewa ke Uni Eropa, misalnya untuk tujuan wisata dan rekreasi. Mereka akan menghadapi proses aplikasi visa yang lebih lama, lebih mahal, lebih sulit dan lebih dari dua kali lipat karena banyak pembatasan untuk visa masuk ganda. Saya yakin dewan akan mengadopsi proposal ini dengan cepat dan akan terjadi minggu ini. Berarti pada Senin depan (12/9) kita akan memiliki visa yang berlaku umum terhadap Rusia.”

BACA JUGA: Uni Eropa Setujui Penangguhan Kesepakatan Visa terhadap Rusia

Negara-negara Uni Eropa telah terpecah soal apakah akan memberlakukan larangan visa yang luas pada warga Rusia. Ada yang ingin meningkatkan tekanan pada Presiden Vladimir Putin, tetapi ada pula yang khawatir soal menghukum orang-orang yang mungkin tidak mendukung perang Rusia di Ukraina.

Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara pada Mei lalu telah memperketat pembatasan visa pada pejabat dan pebisnis Rusia, tetapi seruan itu telah meningkat – terutama dari Polandia dan negara-negara Baltik, yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania – agar memberlakukan larangan yang lebih luas terhadap para wisatawan.

Jerman dan Prancis telah mendorong untuk memperketat pembatasan via dibandingkan memberlakukan larangan langsung. Berlin mengatakan dukungan untuk menangguhkan visa kali ini lebih banyak dibanding yang mendukung pemberlakuan kesepakatan itu pada tahun 2007, dan untuk menghentikan penerbitan visa masuk ganda atau multi-tahun.

Johannson juga mengatatakan pihaknya juga telah mengajukan proposal untuk tidak mengakui dokumen perjalanan Rusia yang dikeluarkan di wilayah pendudukan Ukraina.

“Ini adalah pertama kalinya Komisi Uni Eropa membuat proposal untuk undang-undang Uni Eropa tentang tidak adanya pengakuan paspor yang mengikat semua negara anggota," tambah Ylva.

Hingga laporan ini disampaikan belum ada tanggapan dari pihak Rusia terhadap proposal yang diajukan Uni Eropa itu. [em/jm]