Uni Eropa, Jumat (13/3), mendesak negara anggotanya untuk memberlakukan prosedur screening kesehatan di perbatasan guna memperlambat penyebaran virus corona. Namun hal itu harus dikoordinasikan terlebih dahulu agar orang bisa tetap mendapatkan perawatan kesehatan secara cepat.
Sementara Italia melaporkan kasus dan kematian akibat virus corona yang terbanyak, pandemik ini semakin mengikis ketahanan dari prinsip inti Uni Eropa; sebuah Eropa yang bersatu tanpa perbatasan dimana penduduknya bisa hidup, bekerja, dan melakukan perjalanan secara bebas.
Negara-negara yang berbatasan dengan Italia, Austria, Slovenia, dan Swiss, telah memberlakukan kembali kendali perbatasan dan membatasi kendaraan dari luar. Tetapi beberapa negara Uni Eropa, termasuk Polandia, Slovakia, dan Siprus, telah mengumumkan pembatasan yang tidak sekedar berlaku untuk pelaku perjalanan dari Italia.
BACA JUGA: Venezuela Konfirmasi Dua Kasus Virus Corona PertamaPM Polandia mengatakan, mulai Sabtu (14/3) tengah malam, perbatasan negara itu akan ditutup. Semua orang asing tidak boleh masuk, kecuali kalau mereka tinggal di Polandia atau punya hubungan pribadi. Warga non-Polandia yang diijinkan masuk harus dikarantina selama 14 hari.
Slovakia juga memberlakukan kebijakan yang sama. Sebuah larangan untuk warga asing di Siprus juga diberlakukan, kecuali warga Eropa kalau mereka bekerja atau tinggal di pulau itu.
Lebih dari 22 ribu kasus COVID-19 telah dikonfirmasi di seluruh Eropa, dan hampir 1.300 orang telah meninggal di benua itu. Komisi Eksekutif Uni Eropa, Jumat, menyarankan screening kesehatan yang terkoordinir sebagai cara untuk menanggapi infeksi ini. [jm/pp]