Uni Eropa membela proyek 30 juta euro untuk melatih polisi Myanmar, setelah seorang saksi polisi dalam kasus dakwaan terhadap dua orang wartawan Myanmar memberitahu pengadilan bulan ini, bahwa seorang komandan kepolisian memerintahkan agar wartawan itu dijebak.
Kapten polisi Moe Yan Naing mengatakan bahwa ia dan polisi lainnya akan dipenjarakan oleh Brigjen Polisi Tin Ko Ko kalau mereka tidak mengatur pertemuan dengan wartawan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo dan menyerahkan dokumen rahasia. Ini mengakibatkan penangkapan kedua wartawan itu malam bulan Desember tersebut dan penahanan mereka diteruskan berdasarkan Undang-Undang Rahasia Pemerintah.
Hari Minggu (29/4), juru bicara kepolisian Moe Yan Naing dijatuhi hukuman penjara karena melanggar undang-undang disipliner kepolisian. Dalam waktu 24 jam setelah kesaksian Moe Yan Naing yang memberatkan kepolisian, istri dan dua orang anaknya digusur dari perumahan polisi. Seorang juru bicara kepolisian mengatakan waktu penggusuran itu hanyalah kebetulan.
Kedua orang wartawan itu, yang bekerja pada kantor berita Reuters, sedang menyelidiki pembantaian Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine. Kalau didapati bersalah mereka terancam hukuman 14 tahun penjara.
Delegasi Uni Eropa di Myanmar dan negara-negara anggota Uni Eropa telah menuntut pembebasan segera kedua wartawan itu, dan menyebut penahanan mereka serangan terhadap kebebasan pers. [gp]