Para menteri dalam negeri Uni Eropa hari Senin gagal menemukan pemukiman sementara bagi sekitar 40.000 pencari suaka yang saat ini masih terdampar di Yunani dan Italia.
Para migran itu mengungsi dari Afrika, Asia dan Timur Tengah dan menyeberangi Laut Tengah guna menyelamatkan diri dari konflik dan kemiskinan.
Uni Eropa sedang berupaya merampungkan proposal relokasi untuk gelombang migran yang diperkirakan akan terus bertambah dalam dua tahun mendatang. Tenggat 1 Agustus untuk mencapai kesepakatan telah diperpanjang hingga akhir tahun.
Jerman telah bersedia menampung 10.000 migran. Namun banyak negara Uni Eropa lain menghadapi tentangan dari publik domestik, termasuk Inggris dan Denmark. Austria dan Hongaria juga menolak menampung lebih banyak migran.
Krisis migran itu terus mengakibatkan kekacauan, terutama di Yunani dan Italia, karena mayoritas dari sekitar 137.000 migran pencari suaka tiba disana sejak awal tahun.
Laporan PBB awal bulan ini menyebutkan sepertiga pengungsi itu datang dari Suriah, sementara banyak lainnya dari Eritrea dan Afghanistan.
Laporan yang sama juga mengatakan jumlah migran yang tewas di Laut Tengah mencapai rekor dalam empat bulan pertama tahun ini. Dalam satu insiden bulan April, sekitar 800 orang tewas setelah kapal mereka tenggelam dalam perjalanan dari Libya ke Italia.