Uni Eropa, Rabu (21/2) setuju untuk melarang ekspor ke tiga perusahaan di daratan China dan memasukkan Kementerian Pertahanan Korea Utara ke dalam daftar hitam. Ini merupakan sanksi baru di tengah perang Rusia di Ukraina yang memasuki tahun kedua, kata para pejabat.
Langkah-langkah terbaru yang merupakan langkah ke-13 sejak invasi dari pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Februari 2022 ini, secara keseluruhan menarget sekitar dua ratus pejabat dan entitas, yang utamanya berasal dari Rusia yang terlibat dalam konflik ini.
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen menyambut baik kesepakatan oleh 27 negara anggota Uni Eropa itu dan menyatakan bahwa langkah ini akan memotong lebih jauh “akses Rusia terhadap drone”.
“Kita harus terus menurunkan kemampuan mesin perang Putin,” unggah von der Leyen di platform X.
Sejumlah diplomat mengatakan, sanksi baru tersebut termasuk memasukkan tiga perusahaan di daratan China ke dalam daftar perusahaan, di mana perusahaan-perusahaan di Uni Eropa dilarang membuat kesepakatan bisnis bersama mereka.
Perusahaan-perusahaan yang pertama di daratan China menjadi target dari upaya ini, dituduh dalam keterlibatan memasok teknologi militer yang sensitif kepada Rusia.
Perusahaan-perusahaan di Turki dan India juga termasuk dalam daftar, seiring upaya Uni Eropa menambah target-target bagi di negara ketiga yang membantu Rusia menghindari sanksi-sanksi yang diberikan kepadanya.
Sebagai bagian dari paket ini, para diplomat mengatakan bahwa Uni Eropa juga mengenakan pembekuan asset dan larangan visa terhadap Menteri Pertahanan Korea Utara, Kang Sun Nam, karena memasok rudal balistik ke Rusia.
Uni Eropa telah mengenakan sanksi yang belum pernah diterapkan sebelumnya kepada Rusia dalam dua tahun perangnya dan sejauh ini telah memasukkan sekitar 2 ribu pejabat dan entitas Rusia di dalam daftar hitam mereka.
Meskipun menerima sanksi, ekonomi Rusia sejauh ini tetap tangguh dan negara itu telah mengupayakan untuk meningkatkan produksi peralatan militernya.
Peringatan dua tahun invasi ini jatuh pada Sabtu mendatang, selagi pasukan Ukraina kehilangan wilayah dan masa depan dukungan dari sekutu kunci, yaitu AS masih diragukan. [ns/lt]