Uni Eropa Setujui Perjanjian Perdagangan dengan Vietnam

Parlemen Uni Eropa minggu lalu memberikan suara 401 berbanding 192 untuk mendukung ratifikasi perjanjian perdagangan yang akan mengurangi hampir semua tarif impor antara Uni Eropa dan Vietnam. (Foto: ilustrasi).

Uni Eropa telah menyetujui perjanjian perdagangan dengan Vietnam, membuktikan kelirunya mereka yang skeptis karena mengira keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan masalah HAM Vietnam akan menangguhkan pemungutan suara mengenai perjanjian tersebut.

Anggota Parlemen Uni Eropa minggu lalu memberikan suara 401 berbanding 192 untuk mendukung ratifikasi perjanjian, yang akan mengurangi hampir semua tarif impor antara blok itu dan Vietnam. Uni Eropa sedang mencari pendorong baru untuk perekonomiannya di tengah-tengah keprihatinan terkait mitra-mitra lainnya: keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang mengancam perdagangan, sementara Presiden AS Donald Trump telah mengalihkan perhatiannya dari perang dagang dengan China ke penetapan lebih banyak tarif terhadap Uni Eropa pada bulan ini. Pemungutan suara itu juga disambut sebagai kabar baik oleh Vietnam, yang khawatir perekonomiannya akan terimbas oleh perang dagang AS-China serta perebakan wabah virus korona baru.

“Sejarah menunjukkan bahwa isolasi tidak akan mengubah suatu negara,” kata Bernd Lange, ketua komisi perdagangan Parlemen Uni Eropa dan wakil ketua Aliansi Progresif Sosialis dan Demokrat. Itu sebabnya parlemen memutuskan mendukung perjanjian perdagangan tersebut dengan Vietnam, dan dengan perjanjian itu, Uni Eropa memperkuat perannya di Vietnam dan kawasan, ujarnya.

Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa-Vietnam akan merupakan perjanjian serupa kedua bagi Uni Eropa di Asia Tenggara. Yang pertama adalah dengan Singapura. Penurunan diperkirakan akan meningkatkan ekspor Vietnam dalam komoditi produk-produk makanan laut, tekstil dan kayu ke Uni Eropa, serta ekspor Uni Eropa untuk komoditas minuman, mesin dan obat-obatan ke Vietnam. [uh/ab]