Satu dari empat anak di bawah usia 5 tahun (balita) mengalami kemiskinan pangan yang parah. Akibatnya, mereka rentan kekurangan gizi yang mengancam nyawa, menurut laporan UNICEF yang dirilis pada Kamis (6/6).
Sekitar 27% anak di bawah usia 5 tahun – atau 181 juta – diberi makan tidak lebih dari dua dari delapan kelompok makanan per hari yang diakui UNICEF. Kondisi itu digolongkan UNICEF sebagai kemiskinan pangan yang parah. Jika anak-anak tidak mengonsumsi nutrisi penting, mereka cenderung mengalami wasting, bentuk malnutrisi paling parah.
“Jika wasting semakin parah, mereka 12 kali lebih mungkin berisiko meninggal dunia,” kata Harriet Torlesse, salah seorang penulis laporan tersebut, kepada kantor berita The Associated Press.
BACA JUGA: Serangan Udara Israel Hantam Sekolah PBB di Gaza Tengah, 33 TewasLebih dari dua pertiga dari 181 juta anak yang hidup dalam kemiskinan pangan yang parah tersebut tinggal di wilayah Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara. Sekitar 65% dari anak-anak tersebut hidup dalam kemiskinan pangan yang parah di 20 negara.
UNICEF mengatakan dalam laporan itu bahwa kemajuan tidak dicapai dengan cukup cepat, meskipun badan itu mencatat bahwa kemiskinan pangan yang parah di kalangan anak-anak di Afrika Barat dan Tengah telah turun dari 42% pada 2012 menjadi 32% pada 2022. Laporan itu menyatakan bahwa tindakan tegas, termasuk investasi pemerintah dalam bidang nutrisi anak dan konseling pemberian makan anak, berkontribusi dalam menurunkan kemiskinan pangan yang parah pada anak-anak.
Kemiskinan pangan yang parah pada anak-anak di Gaza telah meluas sejak dimulainya perang Israel melawan Hamas. Antara Desember 2023 dan April 2024, sembilan dari 10 anak hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, sebuah angka yang menurut laporan tersebut merupakan salah satu persentase tertinggi yang pernah tercatat. [ka/rs]