Maskapai penerbangan AS, United Airlines, mengatakan Kamis (27/4) bahwa mereka akan menawarkan kompensasi atau ganti rugi kepada penumpang yang secara sukarela "menyerahkan" tempat duduk mereka pada penerbangan yang padat hingga $10.000.
Langkah ini diumumkan United sebagai bagian dari usaha maskapai itu untuk memperbaiki citra perusahaan, setelah insiden pemindahan paksa seorang penumpang secara kasar yang kemudian menjadi viral.
Tawaran United tersebut diumumkan setelah maskapai saingannya 'Delta Airlines' menggariskan rencana untuk menawarkan hingga $9.950 untuk kasus serupa.
United juga mengatakan akan mengambil tindakan untuk mengurangi penerbangan yang terlalu padat dan berupaya meningkatkan kepuasan pelanggan.
"Tujuan kami adalah untuk mengurangi insiden penolakan boarding bagi penumpang hingga mendekati nol, dan menjadi perusahaan penerbangan yang lebih berfokus kepada pelanggan," kata sebuah pernyataan maskapai United Airlines.
United Airlines dalam dua minggu terakhir telah terlibat dalam kontroversi, setelah sebuah video yang direkam oleh sesama penumpang, menunjukkan seorang penumpang bernama David Dao (69 tahun), ditarik keluar secara paksa dari tempat duduknya di dalam pesawat sebelum lepas landas dari bandara internasional O'Hare di kota Chicago, guna memberi tempat duduk bagi beberapa awak United yang harus menerbangkan pesawat keesokan harinya.
Dao kehilangan dua gigi depan dalam insiden "penyeretan" oleh petugas keamanan bandara tersebut. Ia juga menderita gegar otak dan mengalami patah hidung, menurut pengacaranya, dan kemungkinan akan mengajukan tuntutan hukum terhadap United.
Selain langkah itu, United juga akan mengadopsi kebijakan "no question asked" atau "tidak akan bertanya" mengenai laporan hilangnya barang bawaan penumpang secara permanen, dan berjanji akan langsung membayar ganti rugi $1.500 atas hilangnya tas penumpang beserta isinya, mulai bulan Juni mendatang.
"Ini adalah titik balik bagi kita semua di United," ujar CEO United Oscar Munoz dalam sebuah pernyataan. Munoz, yang menjadi CEO United sejak tahun 2015, sebagai bagian dari upaya maskapai itu untuk memperbaiki hubungan dengan pelanggan, telah menghadapi seruan untuk mundur setelah memberikan komentar yang keliru pasca insiden "Dao" tersebut.
United Airlines mengumumkan pekan lalu bahwa Munoz, tidak akan menjadi pimpinan perusahaan lagi setelah selesai jabatannya pada tahun 2018, sebagaimana tercantum dalam perjanjian kerja sebelumnya antara United dan Munoz. [pp]