Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan, pada Selasa (31/1), bahwa pengunjuk rasa anti-Erdogan dan Islamofobia yang telah memicu kemarahan Turki dan mengancam permohonan keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO merupakan “orang-orang bodoh yang bisa dimanfaatkan untuk membuat Swedia sakit.”
Dalam konferensi pers di Stockholm setelah menggelar pertemuan dengan para pemimpin partai politik, Kristersson memperingatkan bahwa “kejadian beberapa minggu terakhir di Stockholm telah memperjelas betapa rumitnya perlindungan keamanan kita dan betapa eratnya hubungan antara peristiwa yang terjadi di tingkat nasional dengan peristiwa yang terjadi di tingkat internasional di seluruh dunia.”
Januari lalu, unjuk rasa anti-Turki meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Stockholm, di kala Swedia meminta persetujuan Turki untuk bergabung dengan aliansi militer NATO.
BACA JUGA: Ratusan Muslim di Jakarta Gelar Protes Pelecehan Al-Qur'an di Swedia dan BelandaPertama, para pengunjuk rasa pro-Kurdi menggantung patung presiden Turki dari tiang lampu. Beberapa hari kemudian, seorang aktivis sayap kanan Denmark mengadakan protes dengan membakar Al-Qur’an di luar kedutaan besar Turki di Stockholm.
Kejadian itu memicu demonstrasi di berbagai negara Muslim, di mana bendera Swedia dibakar, seruan pemboikotan produk-produk Swedia diteriakkan dan pengetatan ancaman keamanan bagi warga negara Swedia di luar negeri.
“Kita telah melihat bagaimana aktor asing, bahkan aktor negara, telah menggunakan aksi unjuk rasa seperti ini untuk memanas-manasi suasana hati,” kata Kristersson, yang mengatakan bahwa dirinya telah berbicara dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menjelaskan situasi tersebut. [rd/rs]