Setidaknya satu orang tewas ketika pengunjuk rasa di ibu kota Mali berusaha untuk menduduki gedung-gedung utama pemerintah dan memblokir jalan utama pada hari Jumat (10/7), ketika penentang Presiden Ibrahim Boubacar Keita menyerukan pengunduran dirinya.
Televisi pemerintah Mali menghentikan siaran tidak lama setelah pengunjuk rasa berkumpul di luar kantor kepenyiaran pemerintah, ORTM.
Video yang diambil VOA di ibu kota negara tersebut, Bamako, menunjukkan sekitar puluhan ribu demonstran berkumpul di luar gedung majelis nasional menuntut Keita mundur.
BACA JUGA: Mali Selenggarakan Pemilu Tambahan di tengah Ancaman JihadisTentara nasional juga dilaporkan menembakkan gas air mata ke arah pengunjuk rasa yang melemparkan batu ke gedung parlemen. Para pengunjuk rasa tampak membuat barikade dengan membakar ban untuk memblokir jalan utama.
Ini adalah protes besar-besaran ketiga di Bamako dalam dua bulan terakhir. Keita, yang berkuasa sejak 2013, mendapat kecaman pedas karena gagal mengakhiri pemberontakan jihadis yang berkepanjangan dan meningkatkan kesengsaraan ekonomi negara di Afrika itu.
Ousmane Diallo, seorang peneliti Amnesty International untuk negara-negara Afrika Barat yang berbahasa Perancis minggu ini mengatakan kepada VOA banyak warga Mali juga marah terkait dugaan penipuan dalam pemilihan legislatif baru-baru ini dan pemerintahan yang buruk. [my/pp]