Jaksa di California pada Selasa (18/1) mengajukan dua tuduhan pembunuhan terhadap pengemudi Tesla dengan sistem autopilot, yang menerobos lampu merah dan menabrak mobil lain, menewaskan dua orang pada tahun 2019.
Terdakwa ini menjadi orang pertama yang didakwa melakukan kejahatan di Amerika dalam kecelakaan fatal yang melibatkan pengemudi yang menggunakan sistem mengemudi yang sebagian bersifat otomatis.
Jaksa Los Angeles County sebenarnya telah mengajukan tuntutan pada Oktober 2021, tapi baru terungkap minggu lalu.
Pengemudi Kevin George Aziz Riad, yang berusia 27 tahun, mengaku tidak bersalah. Riad, yang merupakan pengemudi layanan limusin, dibebaskan dengan jaminan, sementara kasusnya ditangguhkan.
BACA JUGA: Tesla Teken Perjanjian untuk Beli Komponen Baterai Mobil dari MozambikPenyalahgunaan autopilot – yang dapat mengontrol kemudi, kecepatan dan pengereman – terjadi dalam banyak kesempatan dan telah menjadi subyek penyelidikan dua badan penyidik federal. Pengajuan tuntutan dalam kecelakaan di California itu dapat menjadi pemberitahuan pada para pengemudi yang menggunakan sistem kemudi seperti Autopilot bahwa mereka tidak dapat hanya mengandalkan autopilot untuk mengendalikan kendaraan yang ditumpangi.
Tuntutan pidana ini bukan yang pertama terhadap sistem mengemudi otomatis, tetapi merupakan yang pertama yang melibatkan teknologi pengemudi yang banyak digunakan publik.
Pihak berwenang di Arizona pada tahun 2020 pernah mengajukan dakwaan pembunuhan terhadap seorang pengemudi yang disewa Uber untuk menjadi bagian dari pengujian kendaraan yang secara penuh dapat mengemudi di jalan umum. Mobil Uber, kendaraan jenis SUV dengan pengemudi cadangan di dalamnya, menabrak dan membunuh seorang pejalan kaki.
Sebaliknya, Autopilot dan sistem pengemudi lainnya telah digunakan secara luas di seluruh dunia. Sekitar 765.000 kendaraan Tesla yang dilengkapi dengan Autopilot telah dijual di Amerika saja. [em/rs]