Upaya Pemulihan Lambat Setahun pasca Gempa Nepal

Polisi Nepal mengamankan aksi demonstrasi setahun peringatan gempa besar di Kathmandu, Nepal, Minggu (24/4).

Sekitar empat juta korban selamat (penyintas) masih tinggal di tempat penampungan sementara, setahun pasca gempa besar di Nepal.

Ribuan warga Nepal hari Minggu (24/4) mengenang gempa besar yang menghancurkan negara di Pegunungan Himalaya itu tahun lalu, berduka atas tewasnya hampir 9.000 orang dan rekonstruksi yang lambat, sehingga menyebabkan empat juta korban selamat (penyintas) tinggal di tempat penampungan sementara.

Perdana Menteri Khadga Prasad Oli meletakkan karangan bunga di reruntuhan menara Dharahara di jantung ibukota, Kathmandu. Menara itu runtuh akibat gempa 25 April 2015, menewaskan 132 orang.

Seorang pemilik toko di dekat Menara itu, Madhav Newpane, menyaksikan runtuhnya menara dan membawa bunga dan lilin untuk peringatan tersebut.

Di dekat lokasi itu, Durbar Square, belasan biksu berjubah merah menggumamkan kata-kata Buddha sementara kerabat korban duduk bersila, berdoa di depan bingkai-bingkai potret orang yang mereka cintai.

Sekitar 100 demonstran bentrok dengan polisi anti-huru-hara di luar kantor PM Oli, menentang lambatnya pemulihan Nepal. Lebih dari 600 ribu rumah hancur akibat gempa berkekuatan 7,8 skala Richter yang merusak jalan-jalan di negara itu dan menyebabkan desa-desa di pegunungan itu menjadi puing-puing.

Donor-donor internasional menjanjikan 4,1 miliar dolar untuk pemulihan Nepal, tetapi sejauh ini hanya 1,3 miliar dolar yang telah dikirim ke negara itu. Pemerintah dituding lamban karena perlu berbulan-bulan membentuk National Reconstruction Authority, yang baru selesai Desember lalu.

Korban yang kehilangan tempat tinggal dijanjikan bantuan sekitar 2.000 dolar, tetapi baru beberapa ratus orang yang menerima 500 dolar angsuran pertama. [ka/al]