Warga Uruguay hari Minggu (30/6) mendatangi TPS-TPS untuk memberikan suara dalam pemilihan umum pendahuluan menjelang pemilihan presiden Oktober mendatang. Sejumlah jajak pendapat menunjukkan oposisi sayap kiri terlihat unggul seiring meningkatnya ketidaksetaraan dan keamanan publik.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa para pemilih mulai meninggalkan koalisi kanan-tengah Presiden Luis Lacalle Pou, meskipun koalisi ini berhasil mengarahkan ekonomi pertanian yang berpenduduk 3,4 juta orang melewati krisis pandemi COVID-19 dan kemunduran ekonomi pasca perang di Ukraina.
Lacalle Pou, yang berusia 50 tahun, telah berjuang untuk mendukung janjinya untuk mengatasi kejahatan narkoba yang merusak reputasi Uruguay sebagai mercusuar stabilitas di Amerika Selatan yang bergejolak. Kelemahan yang dirasakan dari negara kesejahteraan dan meningkatnya korupsi juga telah merugikan partainya.
Hal ini membuat koalisi Broad Front yang beraliran kiri-tengah, yang berkuasa dari tahun 2004 sampai 2015, unggul atas partai-partai utama yang beraliran tengah-kanan, demikian hasil jajak pendapat terbaru.
Lembaga jajak pendapat (pollster) Uruguay, Cifra, memprediksi Broad Front mendapatkan 47% dukungan pada bulan Mei, sekitar 15 poin di depan Partai Nasional Lacalle Pou, kekuatan utama dalam koalisi yang berkuasa. Gabungan blok konservatif yang lebih luas akan mendapatkan sekitar 43%. Sekitar 10% masih ragu-ragu, menunjukkan bahwa pemilihan presiden bulan Oktober akan berlangsung sengit.
Siapapun yang menang dalam pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada 27 Oktober nanti, atau kemungkinan besar pada pemilihan umum susulan di bulan November, perlu menurunkan tingkat pembunuhan yang tinggi, meningkatkan jaring pengaman sosial, menyeimbangkan perdagangan dengan mitra utama China, dan tetap berada di jalur ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh hampir 4% tahun ini. [em/jm]