Tim kampanye Donald Trump, Jumat (31/5), mengumumkan bahwa mereka berhasil menghimpun hampir $53 juta atau Rp861,5 miliar melalui sumbangan online kecil-kecilan setelah dia dinyatakan bersalah dalam persidangan kasus suap di New York. Mereka membanggakan bahwa keputusan tersebut justru meningkatkan dukungan terhadapnya "dalam cara yang belum pernah terjadi sebelumnya."
Hasil penggalangan dana tersebut setara dengan lebih dari $2 juta yang terkumpul setiap jam, demikian pernyataannya.
Para ajudan kampanye senior Chris LaCivita dan Susie Wiles menyatakan dalam pernyataan bahwa lebih dari sepertiga dari total jumlah tersebut berasal dari pendukung baru kampanye dan memuji "banjir dukungan dari patriot di seluruh negeri kita."
Menyebut keputusan pengadilan pada Kamis sebagai “putusan pengadilan palsu”, para penasihat tersebut melaporkan bahwa “sistem penggalangan dana digital kewalahan dengan dukungan” meskipun ada penundaan online sementara “karena jumlah lalu lintas” dari donor bernilai kecil.
Pada Jumat (31/5) malam, total pendapatan hari itu telah meningkat menjadi $52,8 juta.
Juri pada Kamis (30/5) memvonis Trump atas 34 dakwaan memalsukan catatan bisnis untuk menutupi skandal seks pada tahap akhir kampanye presiden 2016.
Jaksa menyatakan bahwa Trump terlibat dalam hubungan intim dengan aktris porno Stormy setelah istrinya Melania melahirkan pada 2006. Kemudian, dia membayar uang diam-diam satu dekade kemudian untuk menghindari konsekuensi negatif dan untuk menipu pemilih, lalu membuat dokumen palsu untuk menyembunyikan pembayaran tersebut.
Dia dijadwalkan akan menghadiri sidang pembacaan vonis hukuman pada 11 Juli, tetapi Trump diperkirakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.
Presiden Joe Biden berusaha keras untuk tidak mengomentari persidangan tersebut dan tidak ada bukti bahwa dia atau pemerintahannya terlibat dalam penyelidikan tersebut, yang diluncurkan oleh negara bagian New York, bukan pemerintah federal.
Trump punya sejarah panjang dalam mengubah skandal demi keuntungannya, dan situs kampanyenya mulai mengarahkan pengunjung ke halaman penggalangan dana yang menyatakan bahwa dia adalah "tahanan politik" beberapa saat setelah dia divonis bersalah.
Your browser doesn’t support HTML5
Namun, dalam beberapa menit setelah diluncurkan, halaman tersebut mengalami gangguan selama sekitar satu jam karena lonjakan pendukung Trump yang membuat platform donasi resmi Partai Republik, yaitu WinRed, kewalahan.
Trump sering menggambarkan masalah hukum yang dihadapinya sebagai perjuangan melawan kekuatan jahat dari "deep state" dan pemerintahan Biden di Gedung Putih. Dia memposisikan dirinya sebagai seorang martir yang rela mengorbankan kebebasannya demi membela para pendukungnya.
Deep state adalah istilah yang mengacu pada kekuasaan yang tersembunyi.
Pada April, dia membandingkan dirinya dengan ikon anti-apartheid Afrika Selatan Nelson Mandela untuk kedua kalinya, dan dia juga menyamakan dirinya dengan Yesus Kristus.
"Perburuan penyihir! Jika ini bisa terjadi pada saya, maka ini bisa terjadi pada siapa pun!," tulis Trump di platform Truth Social-nya pada Jumat (31/5). [ah/ft]