Usulan menghapus larangan ekspor benih lobster yang diajukan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menuai kecaman. Banyak pihak mengkritik hal itu bisa mengurangi stok di dalam negeri dan malahan mendorong industri perikanan di negara-negara pesaing Indonesia.
Menteri Edhy mengatakan membuka kembali keran ekspor benih lobster akan membantu kesejahteraan.
Dilansir dari Reuters yang mengutip media, Edhy menambahkan pelarangan ekspor yang saat ini berlaku malah mendorong penyelundupan dan para pengusaha bisa menjual benih lobster ke Vietnam, yang budidaya lobsternya lebih maju.
Mantan menteri perikanan Susi Pudjiastuti menerapkan pelarangan untuk menangkap dan mengekspor lobster berukuran kurang dari 8 cm atau 200 gram pada 2016. Tujuannya, untuk melestarikan populasi lobster.
Selasa (17/12), Susi membela kebijakannya melalui serangkaian cuitan di Twitter. Salah satu cuitannya adalah video dirinya di pantai Trenggalek, salah satu daerah produsen lobster. Dalam video itu, dia menekankan pentingnya untuk tidak mengeksploitasi lobster secara berlebihan.
Isu itu sudah memicu intervensi dari Presiden Joko Widodo setelah viral di media sosial dengan tagar di Twitter, seperti #lindungilobster kita.
Jokowi mengatakan mengkaji pelarangan itu tidak hanya mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, tapi juga aspek ekonomi.
Indonesia adalah eksportir besar boga bahari (seafood). Namun, ekspor lobster sudah merosot dalam beberapa tahun terakhir dari 3.300 tons pada 2016, menjadi 1.960 ton, menurut data dari Statista, pangkalan data dari Jerman.
Institut Riset Ekonomi ASEAN dan Asia Timur mendapati lobster yang ukuran di bawah standar masih terus dijual di Indonesia, meski ada pelarangan. Penyebabnya karena penegakan hukum yang masih lemah. Dalam laporan pada Agustus, lembaga itu menyarankan lebih banyak riset untuk membantu membangun industri dan menambah stok lobster. [ft]