Utang Global Naik Selama COVID, Beberapa Negara Goyah 

Ampul berisi sampel darah palsu dengan label COVID-19 di depan tulisan "Ekonomi" dalam foto ilustrasi, 11 Maret 2020. (Foto: Dado Ruvic/ilustrasi/Reuters)

Sejak pandemi COVID-19 mengguncang ekonomi global, tingkat utang global melonjak sebesar 12 persen menjadi $289 triliun. Walaupun sebagian negara tampaknya telah mulai mengurangi utang secara keseluruhan, banyak pemerintah di negara-negara yang beralih ke ekonomi pasar sepenuhnya kesulitan untuk melakukannya.

Menurut data yang dikumpulkan oleh Institute of International Finance (IIF), bagian terbesar dari pinjaman $30 triliun yang terjadi sejak akhir 2019 telah dilakukan oleh pemerintah berdaulat, yang menambah utang $13,4 triliun dalam periode itu.

Sementara banyak negara maju sudah kembali tegak dengan tingkat vaksinasi yang meningkat dan angka penularan yang menurun, kemajuan melawan pandemi di negara-negara yang belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam ekonomi global - dikenal sebagai "pasar berkembang" - sangat bervariasi.

Ini berarti bahwa di beberapa negara yang banyak meminjam tahun lalu, pembayaran bunga atas utang itu naik, meskipun pendapatan pajak dan pendapatan lain menurun karena hasil ekonomi yang lebih rendah.

Di 31 negara pasar berkembang yang dilacak oleh data IIF, utang pemerintah naik 15 persen antara akhir 2019 dan akhir kuartal pertama tahun ini. Republik Ceko dan Ghana melihat utang mereka naik lebih dari 35 persen dalam periode itu. Utang Filipina, China, Israel, dan Indonesia naik lebih dari 25 persen. [ka/jm]