Utang Mahasiswa di AS Mencapai AS$1.5 Triliun

Seorang wanita menghitung uang dolar AS di rumahnya di Buenos Aires, Argentina 28 Agustus 2018. (Foto: Reuters/Marcos Brindicci)

Sepertiga dari utang mahasiswa di Amerika merupakan beban dari hanya 6% mahasiswa yang meminjam. Sebuah laporan baru dari Brookings Institution memperjelas dimana utang mahasiswa yang mencapai $ 1,5 triliun datang dan pergi.

Sebuah fraksi kecil dari semua mahasiswa yang meminjam punya pinjaman dalam jumlah besar. Enam persen dari peminjam mahasiswa berutang lebih dari AS$ 100 ribu dan 2% berutang lebih dari AS$ 200 ribu. Demikian temuan dalam laporan yang disusun oleh Kadija Yilla dan David Wessel dari Brookings Institution.

Kelompok 6% ini utangnya mencapai sepertiga dari nilai utang mahasiswa total sebesar AS$ 1,5 triliun. Pada sisi ekstrim lainnya, 18% mahasiswa berutang kurang dari AS$ 5000, dan mereka secara kolektif berhutang 1% dari total jumlah hutang mahasiswa,” demikian temuan lainnya dari laporan itu.

BACA JUGA: Community College Tawarkan Biaya Pendidikan Murah Bagi Mahasiswa

Sekitar seperempat dari mahasiswa yang berutang itu memanfaatkannya untuk biaya pendidikan master, kata Brookings. Dikatakan juga, mereka yang berutang paling besar bukanlah mahasiswa yang menunggak utang.

Menurut Brookings Institute, peminjam dengan gelar S2 yang pinjamannya mencapai setengah dari total utang mahasiswa, paling kecil kemungkinan untuk menunggak.

Populasi mahasiswa yang lebih besar kemungkinan menunggak adalah mereka yang masuk ke university for profit atau swasta yang mencari untung, seperti DeVry atau University of Phoenix, yang sudah menutup beberapa sekolah.

Pada February 2018, Presiden Trump diwajibkan membayar AS$ 25 juta setelah dikenakan tuntutan oleh mantan mahasiswanya. Tuntutan itu menuduh Trump University melakukan penipuan setelah tidak ingkar janji untuk mendidik mahasiswanya sukses dalam sektor real-estat.

BACA JUGA: Ketegangan Politik dan Ruwetnya Urusan Visa Pangkas Jumlah Mahasiswa China di AS

Kebiasaan menunggak utang lebih jarang di kalangan mahasiswa yang meminjam untuk pergi ke universitas negeri atau swasta tetapi nir-laba. Utang mahasiswa ini tidak sekedar untuk biaya kuliah, dalam beberapa kasus juga untuk kost, buku, transportasi, dan biaya hidup lainnya.

“Banyak mahasiswa meminjam tidak sekedar untuk menutup uang kuliah, tetapi juga untuk memperoleh uang tunai guna membiayai biaya hidup sementara mereka belajar di kampus,” demikian dilaporkan Brookings.

BACA JUGA: Kemendikbud: Mahasiswa Indonesia Kini Lebih Banyak ke Eropa

Rata-rata seorang mahasiswa meminjam AS$ 24 ribu, kata Brookings Institute, berdasarkan sebuah analisis oleh the Urban Institute. Tetapi mahasiswa S1 yang menuntut ilmu dalam program empat tahun universitas, mereka lulus tanpa utang, menurut laporan tersebut.

“30 persen dari peraih gelar S1 lulus tanpa utang,” kata laporan Brookings itu. “23 persen lulus dengan utang kurang dari AS$ 20 ribu.”

Kurang dari 20 persen berhutang lebih dari AS$ 40 ribu, dan hanya 12 persen yang menuntut ilmu dalam program S1 empat tahun di universitas punya utang lebih dari AS$ 40 ribu.[jm/ii]