Utusan Amerika Serikat Bertemu PM Israel Pasca Veto Resolusi Gencatan Senjata

Amos Hochstein, penasihat senior Presiden Joe Biden, memberikan pernyataan kepada media setelah pertemuannya dengan Ketua Parlemen Nabih Berri, di Beirut, Lebanon, Rabu, 20 November 2024. (Bilal Hussein/AP)

Utusan Amerika Serikat Amos Hochstein diperkirakan akan bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Kamis di tengah upaya mencapai gencatan senjata dalam perang Israel dengan kelompok militan Hizbullah di Lebanon.

Hochstein melaporkan kemajuan dalam apa yang ia gambarkan sebagai pembicaraan konstruktif pekan ini dengan pejabat-pejabat Lebanon, termasuk Ketua Parlemen Nabih Berri, sekutu Hizbullah yang menjadi penengah bagi para militan tersebut.

Pasukan Israel terus melancarkan serangan militer yang menurut Netanyahu untuk mendorong Hizbullah mundur dari daerah perbatasan di Lebanon Selatan. Israel menilai, keberadaan militan di sana dapat menimbulkan ancaman bagi Israel utara.

Militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru di Lebanon selatan, di pinggiran selatan Beirut, dan di daerah Tyre. Seruan agar orang-orang mengungsi sering diikuti serangan Israel yang menurut militer menarget para pejuang Hizbullah.

BACA JUGA: Delapan Personil Paramedis Korban Serangan Israel ke Tyre Dimakamkan Secara Massal

Israel telah menggunakan taktik yang sama di Jalur Gaza dalam perang melawan militan Hamas. Para pengkritik strategi tersebut mengatakan bahwa orang-orang sering kali tidak memiliki tempat yang aman untuk dituju dan diberi pemberitahuan singkat untuk pergi.

"Mereka terjebak, Tidak ada tempat yang aman untuk dituju," kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, pada Kamis. "Di Gaza utara, orang-orang masih dalam pengepungan yang ketat. Mereka berlarian untuk menyelamatkan diri dalam lingkaran setan dan sekarang sudah lebih dari 40 hari tidak ada bantuan kemanusiaan."

Amerika Serikat, Rabu, memblokir resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menuntut gencatan senjata permanen di Gaza dan pembebasan sandera Israel. Amerika Serikat mengatakan bahwa bahasa yang diusulkan akan mengirim pesan yang salah kepada Hamas. "Amerika Serikat bekerja selama berminggu-minggu dengan itikad baik untuk menghindari hasil ini," kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Robert Wood setelah pemungutan suara.

Itu veto Amerika Serikat keempat terhadap Gaza sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai 14 bulan lalu. [ka/ab]