Utusan AS untuk PBB Kunjungi Perbatasan Korea Temui Pembelot

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional di markas besar PBB, Senin, 18 Maret 2024. (AP/Eduardo Munoz Alvarez)

Duta besar Amerika Serikat untuk PBB akan berkunjung ke perbatasan Korea yang dijaga ketat dan bertemu dengan para pembelot dari Korea Utara di Korea Selatan. Hal itu disampaikan kantor duta besar tersebut pada Senin, di tengah goyahnya upaya PBB untuk memastikan pelaksanaan sanksi-sanksi terhadap pihak utara.

Kunjungan Duta Besar Linda Thomas-Greenfield, direncanakan pada 14-20 April, dilakukan setelah Rusia menolak peninjauan tahunan panel ahli multinasional, yang telah bekerja selama 15 tahun terakhir terkait penerapan sanksi-sanksi PBB yang bertujuan untuk membatasi program-program nuklir dan rudal Korea Utara.

Washington, Seoul dan Tokyo mengkritisi veto dari Rusia dan sikap abstain China, yang oleh para ahli disebut akan memperburuk penerapan sanksi-sanksi itu. Utusan Korea Selatan menyebut langkah itu sebagai “perusakan terhadap kamera pengawas (CCTV) agar Korea Utara tidak tertangkap basah melanggar sanksi-sanksi”.

Kunjungan Thomas-Greenfield, yang juga termasuk perjalanan ke Jepang, bertujuan untuk mengembangkan kerja sama bilateral dan trilateral terkait sanksi-sanksi itu dan hal-hal yang lebih jauh, kata juru bicara misi AS untuk PBB, Nate Evans.

Baik Korea Selatan maupun Jepang saat ini adalah anggota dari Dewan Keamanan. “Di kedua negara, Duta Besar Thomas Greenfield akan mendiskusikan langkah-langkah lanjutan untuk memastikan keberlanjutan laporan yang independen dan akurat terhadap proliferasi senjata dan aktivitas penghindaran sanksi yang saat ini dilakukan oleh Korea Utara,” kata Evans.

Di Korea Selatan, Thomas-Greenfield akan melakukan perjalanan ke Zona Demiliterisasi yang dijaga ketat di antara kedua Korea. Dia akan bertemu dengan pembelot muda dari Korea Utara, begitu juga pada mahasiswa dari Universitas Ewha Womans, tambah Evans.

Di Jepang, dia juga akan bertemu dengan anggota keluarga warga negara Jepang yang diculik pada awal tahun 2000-an oleh Korea Utara, dan mengunjungi Nagasaki, yang dihantam bom nuklir AS pada 1945. [ns/ab]