Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths berupaya mengecilkan signifikansi kegagalan dimulainya kembali perundingan perdamaian. Griffiths mengatakan ia akan kembali ke Yaman “dalam waktu beberapa hari” untuk berupaya dan menyetujui tanggal perundingan yang baru.
Delegasi pemerintah yang diakui internasional telah tiba di Jenewa untuk mengikuti perundingan yang semula dijadwalkan akan dimulai pada hari Kamis (6/9), tetapi pesaing mereka – kelompok Syiah Houthi yang didukung Iran – tidak datang, dengan mengatakan mereka tidak datang karena tidak ada jaminan bahwa mereka dapat kembali ke tanah air dengan aman.
Baca juga: Pakar HAM PBB: UEA, Saudi, Mungkin Lakukan Kejahatan Perang di Yaman
Ketika berbicara dalam konferensi pers di Jenewa hari Sabtu (8/9), Griffiths tidak menyalahkan pihak mana pun atas kegagalan dimulainya perundingan itu, dengan mengatakan sikap saling menyalahkan tidak akan membantu Yaman. [em]