Menteri luar negeri Korea Utara kembali dari Rusia pada Jumat (19/1) setelah melakukan. Lawatan resmi dan pertemuan yang jarang terjadi dengan Presiden Vladimir Putin tersebut merupakan bagian dari kerja sama yang lebih erat. Washington menganggap kolaborasi itu dapat secara drastis mengubah ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh Pyongyang.
Menteri Luar Negeri Choe Son Hui dan delegasi pemerintah kembali ke negaranya pada Jumat, kata kantor berita resmi KCNA tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai pertemuannya di Moskow.
Awal pekan ini, KCNA mengatakan Choe dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membahas penguatan “kerja sama strategis dan taktis” dan penerapan kesepakatan antara para pemimpin mereka untuk menjalin hubungan yang lebih erat saat bertemu pada September.
BACA JUGA: Anggota DK PBB Kecam Kerja Sama Militer Rusia-KorutKunjungan Choe merupakan bagian dari serangkaian pertukaran tingkat tinggi sejak tahun lalu seiring meningkatnya kritik terhadap peran Pyongyang dalam perang di Ukraina. Korea Utara diduga terlibat dalam pengiriman artileri dan peluru kendali ke Rusia.
Baik Korea Utara maupun Rusia membantah tuduhan dan juga tuduhan bahwa Pyongyang menerima teknologi canggih untuk mengembangkan kemampuan militer strategis dari Moskow sebagai imbalannya.
Delegasi Choe termasuk pejabat tingkat tinggi yang mengawasi industri amunisi Korea Utara, Jo Chun Ryong, seorang direktur di Partai Pekerja yang berkuasa, yang hadir dalam pertemuan Choe dengan Putin.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyebut Korea Utara sebagai "mitra yang sangat penting" dan keduanya fokus pada pengembangan "hubungan di semua bidang, termasuk bidang yang sensitif."
Choe bertemu dengan Putin pada Selasa (15/1) setelah melakukan pembicaraan dengan Lavrov. [ah/ft]