Utusan utama Taiwan untuk AS mengatakan Taipei akan bekerja sama dengan Washington untuk menjamin stabilitas dan perdamaian di Selat Taiwan. Hal itu disampaikan beberapa hari setelah pulau berpenduduk 23 juta jiwa itu memilih presiden baru yang Beijing anggap seorang pembuat onar yang bercita-cita memerdekakan pulau tersebut. Pernyataan itu menguji hubungan AS dan China yang memang sudah dalam kondisi rapuh.
Dalam wawancara pertamanya dengan media Barat sejak tiba di Washington pada bulan Desember, Alexander Tah-Ray Yui, duta besar de facto Taiwan untuk AS, mengatakan pulau itu akan berusaha mempertahankan status quo, yang artinya tidak akan memperjuangkan kemerdekaan maupun reunifikasi dengan China daratan – sebuah sikap yang didukung sebagian besar pihak di Taiwan dan disambut baik di Washington.
“Dalam jajak pendapat yang telah dilakukan berulang kali terhadap penduduk Taiwan tentang seperti apa seharusnya status Taiwan? Merdeka atau unifikasi atau apa? Saya rasa sebagian besar penduduk Taiwan menginginkan status quo, kami menginginkan apa adanya. Tidak unifikasi, tidak juga kemerdekaan. Keadaan saat inilah yang ingin kami jalani saat ini,” kata Yui.
BACA JUGA: Taiwan Hadapi Dilema Kebijakan Luar NegeriIa juga mengatakan bahwa Presiden-terpilih Lai Ching-te bermaksud mengikuti kebijakan pemerintah yang serupa dengan pendahulunya, Tsai Ing-wen.
“Presiden-terpilih Lai Ching-te, selama kampanye dan saat menyampaikan pidato kemenangan, mengatakan dengan sangat jelas bahwa ia akan mengikuti Tsai-Ing wen, garis kebijakan pemerintahan yang sama. Baik soal hubungan lintas-Selat, hubungan internasional atau masalah dalam negeri. Ia juga akan mencoba menemukan konsensus terbesar di masyarakat, partai politik di Taiwan, untuk memastikan bahwa status quo ini dilanjutkan,” ungkap Yui.
Untuk mencegah serangan bersenjata apa pun ke pulau itu, Yui mengatakan bahwa Taiwan akan bekerja sama dengan AS untuk meningkatkan pertahanannya.
“Dan Amerika Serikat telah memberi kami banyak dukungan dan bantuan dalam meningkatkan kemampuan pertahanan kami. Jadi saya pikir ini akan terus berlanjut di bawah pemerintahan yang baru,” kata Yui. [rd/rs]