Venesia Ubah Vaporetto Jadi Pusat Vaksinasi Terapung

Seorang warga lansia divaksinasi COVID-19 di atas "Vaporetto" yang diubah menjadi "pusat vaksinasi terapung" di kawasan Sant'Erasmo, Venesia, 5 April 2021. (ANDREA PATTARO / AFP)

Venesia dan kanal-kanalnya berbelit rumit namun unik adalah salah satu harta tak ternilai Italia. Tak heran, kota itu menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di dunia.

Namun, ketika program vaksinasi COVID-19 digelar untuk para lansia , masalah logistik utama muncul di kota yang terdiri dari pulau-pulau sangat kecil itu. Pemerintah kota itu terpaksa mengambil langkah kreatif untuk membawa vaksin kepada warganya yang sulit dijangkau .

Sekitar 100 orang lansia yang tinggal di pulau kecil Sant'Erasmo, Venesia, bergegas menuju dermaga pulau kecil itu pada Senin 5 April.

Mereka pergi ke dermaga itu bukan untuk naik feri atau perahu, dan berjalan-jalan keliling kota. Mereka akan menerima suntikan pertama vaksin Moderna atau AstraZeneca.

Di dermaga itu mereka secara bergiliran masuk ke bus air, yang biasa dikenal dengan istilah "vaporetto", yang diubah oleh pemerintah wilayah Veneto sebagai pusat vaksinasi terapung.

Bus air umum Venesia "Vaporetto" digunakan sebagai pusat vaksinasi COVID-19, untuk warga lansia, 5 April 2021. (Foto: AFP)

Direktur Departemen Kesehatan Venesia, Edgardo Contato, mengatakan, pusat vaksinasi terapung ini memberikan layanan penting bagi mereka yang mungkin mengalami kesulitan mobilitas.

“Hari ini, pada Senin Paskah, kami berada di Sant Erasmo dan ini juga merupakan hari penting bagi warga yang berusia lebih dari delapan puluh tahun di pulau ini. Di sini kami memvaksinasi orang-orang yang memiliki masalah mobilitas. Untuk menawarkan layanan ini, pemerintah Veneto mengubah vaporetto menjadi pusat vaksinasi terapung yang memungkinkan warga lansia menerima vaksin tanpa harus pergi ke mana-mana,” jelasnya.

Seorang penduduk berbicara dengan petugas sebelum menerima vaksinasi COVID-19 di atas "Vaporetto", 5 April 2021. (Foto: AFP)

Italia melaporkan 326 kematian terkait virus corona pada Minggu, 4 April. Negara itu mencatat 111.030 kematian terkait dengan COVID-19 sejak wabah muncul pada Februari tahun lalu, jumlah korban tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan tertinggi ketujuh di dunia.

Sebagai salah satu tujuan wisata wisatawan dunia, Venesia sering kali dibanjiri turis. Saking populernya, Kota Gondola itu sempat mengalami banjir wisatawan selama beberapa tahun terakhir.

Karena kesulitan, pemerintah setempat bahkan mengenakan pajak masuk bagi wisatawan, termasuk daytripper atau pelancong yang hanya jalan-jalan sehari tanpa menginap. Kapal pesiar yang biasa mampir di Venesia pun dialihkan rutenya.

Seorang warga menunggu saat petugas kesehatan memeriksa formulir sebelum menerima vaksin COVID-19, di atas "Vaporetto", 5 April 2021. (Foto: AFP)

Sayangnya, sejak November 2019, Venesia bukannya berhasil mengurangi jumlah turis, tapi justru kehilangan turis. Venesia terendam banjir sejak dihantam ombak setinggi 1,87 meter.

Menyusul bencana banjir, Venesia menghadapi pandemi COVID-19 yang banyak menelan korban jiwa. Karnival Venesia yang sudah menjadi tradisi tahunan bahkan dibatalkan untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 yang lebih luas. Dilansir New York Times, sejak November lalu, pariwisata Venesia diperkirakan merugi ratusan triliun rupiah.

Ketua Associazione Venezia Albergatori, sebuah asosiasi pemilik hotel lokal bernama Vittorio Bonacini, mengatakan bahwa sejak virus corona mewabah pada 21 Februari tahun lalu, hotel-hotel di Venesia telah kehilangan hampir 70 persen wisatawan mancanegara.

"Situasinya dramatis bagi industri ini mengingat Venesia sepenuhnya mengandalkan pariwisata," katanya seperti diberitakan New York Times. [ab/uh]