Jepang dan Vietnam menyelidiki laporan bahwa pimpinan sebuah perusahaan di Tokyo 'menyuap' 2,3 juta dolar kepada pejabat Vietnam.
Jepang mengatakan sedang bekerja sama dengan Vietnam untuk menyelidiki klaim yang dibuat pimpinan sebuah perusahaan yang berkantor pusat di Tokyo yang diduga membayar 2,3 juta dolar kepada pejabat Vietnam untuk memenangkan sejumlah kontrak proyek pembangunan.
Nguyen Van Huyen, kepala inspektur Kementrian perhubungan Vietnam mengatakan kepada VOA sebagian pejabat kereta api yang terkait dengan proyek-proyek Konsultan Perhubungan Jepang / JTC telah diberhentikan sementara.
Ia menambahkan meski demikian kementrian itu belum menerima nama-nama mereka yang diduga menerima suap dari perusahaan konsultan perhubungan itu.
Menurut harian Jepang, Yomiuri, Tamio Kakinuma, pimpinan JTC mengaku adanya penyuapan itu kepada para jaksa Tokyo minggu lalu. Ia menduga JTC membayar tunai sebagai imbalan proyek kereta api yang didanai Bantuan Resmi Pembangunan (ODA) di Vietnam.
Tuduhan-tuduhan itu dimuat lengkap dalam media milik pemerintah di Vietnam dimana pemerintah sedang gencar melancarkan usaha melawan korupsi di kalangan atas.
Nguyen Van Huyen, kepala inspektur Kementrian perhubungan Vietnam mengatakan kepada VOA sebagian pejabat kereta api yang terkait dengan proyek-proyek Konsultan Perhubungan Jepang / JTC telah diberhentikan sementara.
Ia menambahkan meski demikian kementrian itu belum menerima nama-nama mereka yang diduga menerima suap dari perusahaan konsultan perhubungan itu.
Menurut harian Jepang, Yomiuri, Tamio Kakinuma, pimpinan JTC mengaku adanya penyuapan itu kepada para jaksa Tokyo minggu lalu. Ia menduga JTC membayar tunai sebagai imbalan proyek kereta api yang didanai Bantuan Resmi Pembangunan (ODA) di Vietnam.
Tuduhan-tuduhan itu dimuat lengkap dalam media milik pemerintah di Vietnam dimana pemerintah sedang gencar melancarkan usaha melawan korupsi di kalangan atas.