Viktor Orban, Sekutu Putin, Menangkan PM Hungaria untuk Periode Keempat

Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban (tengah) berbicara kepada para pendukungnya di Budapest, 3 April 2022.

Kemenangan periode keempat Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengancam pengikisan lebih jauh demokrasi di negara tersebut, namun ia perlu melangkah dengan hati-hati di sekitar Brussels agar tetap dapat mengamankan pendanaan Uni Eropa yang amat dibutuhkan, kata pengamat hari Senin (4/4).

Partainya yang tengah berkuasa, Fidesz, memperluas dominasinya di parlemen dengan menambah dua kursi pada pemilu hari Minggu (3/4), yang diikuti oleh pemilih dengan jumlah yang hampir mencapai rekor, mengalahkan koalisi oposisi dalam pemilu yang dibayangi oleh perang Rusia di Ukraina, negara tetangga Hungaria.

Sebuah misi pengamat internasional mengatakan pemungutan suara itu “dirusak oleh tidak setaranya arena persaingan,” dengan sejumlah kekurangan, termasuk lanskap media yang condong ke Fidesz dan rendahnya transparansi pembiayaan kampanye.

BACA JUGA: Barat Kembali Jatuhkan Sanksi, Rusia akan Didepak dari Status 'Negara Paling Disukai'

Akan tetapi, kemenangan elektoral yang diperoleh setelah 12 tahun berturut-turut berada di tampuk kekuasaan akan membuat Orban “sangat percaya diri,” kata pengamat dari Political Capital, Patrik Szicherle.

“Kemenangan ini menunjukkan kepada Fidesz bahwa mereka tidak perlu mengubah haluan, ia dapat terus membangun sistem politiknya yang tidak liberal,” ungkapnya kepada AFP.

Presiden Rusia Vladimir Putin, yang semakin terisolasi akibat perangnya di Ukraina, mengucapkan selamat kepada Orban pada hari Senin dan berharap dapat mengembangkan lebih jauh hubungan Moskow dengan Budapest.

Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) menjabat PM Hungaria Viktor Orban dalam pertemuan di Kremlin, Moskow, Rusia (foto: dok).

Tokoh nasionalis Hungaria itu telah menjadi sekutu Putin yang langka di Eropa dan NATO, bahkan ketika secara diplomatik dirinya secara umum sejalan dengan Uni Eropa yang mendukung Ukraina selama perang.

Tapi di dalam negeri, Orban terkadang bersikap netral atau bahkan anti-Ukraina. Ia menolak mengizinkan pengiriman senjata bagi Ukraina melintasi wilayah Hungaria.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengkritik Orban atas keengganannya untuk mengambil sikap yang lebih keras terhadap Rusia.

Orban (58 tahun), telah memerintah negara anggota Uni Eropa di Eropa Tengah itu sejak tahun 2010, mengambil alih lembaga peradilan dan lembaga lainnya, serta menindak kebebasan sipil – meningkatkan kewaspadaan di Brussels.

“Kita telah meraih kemenangan besar – kemenangan yang begitu hebat sehingga Anda mungkin bisa melihatnya dari bulan dan tentu saja dari Brussels,” kata Orban kepada para pendukungnya dalam pidato kemenangan Minggu malam, merujuk pada Uni Eropa. [rd/jm]