Para pejabat tinggi militer Amerika Serikat (AS) dan sebagian anggota Kongres semakin khawatir bahwa AS terlalu bergantung pada produk farmasi yang dibuat di China. Penyebaran virus corona memperlihatkan kelemahan rantai pasokan itu.
Keprihatinan itu muncul pada saat pemerintah federal AS melaporkan negara kekurangan obat pertama kalinya karena merebaknya wabah itu.
“Kami punya sistem medis militer, dan akses yang sama ke semua obat-obatan yang tersedia seperti dalam sistem perdagangan. Anda dengan tepat menunjukkan bahwa itu adalah sebuah kerentanan karena negara seperti China memasok dalam persentase tinggi,” kata Mark Milley, Kepala Staf Gabungan pada sidang kongres pekan lalu.
“Saya tidak tahu apakah itu 97 persen, 98 persen atau 80 persen, berapa pun. Namun persentase itu tinggi untuk bahan yang dipasok bagi industri farmasi Amerika di seluruh negeri, baik militer maupun sipil,” ujarnya.
Milley menambahkan, Amerika memerlukan strategi nasional untuk mengatasi masalah ini.
Menanggapi wabah, yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, pemerintah China secara dramatis telah membatasi pergerakan orang sejak akhir Januari, dalam upaya mengendalikan penyebaran penyakit, yang secara resmi dikenal sebagai COVID-19. Banyak fasilitas perakitan dan jalan-jalan ditutup. Aliran barang dan produk termasuk obat-obatan penting dan pasokan medis yang diekspor oleh China ke seluruh dunia dibatasi. [ps/jm]