Berbagai organisasi bantuan kemanusiaan yang beroperasi di Bangladesh Selatan menyatakan jika ada wabah besar Covid-19 dalam beberapa pekan atau bulan mendatang, mereka mungkin menghadapi kekurangan staf, pasokan dan peralatan. Hal tersebut akan memaksa mereka untuk menjatah layanan kesehatan dan memutuskan pasien terparah mana yang akan mendapat perawatan yang diperlukan yang membuat mereka lebih berpeluang untuk bertahan hidup.
Ada lebih dari 3 juta orang di distrik Cox’s Bazar yang mencakup sekitar 860 ribu pengungsi etnis Rohingya yang tinggal di kamp-kamp kumuh yang penuh sesak. Mayoritas pengungsi melarikan diri dari penindakan keras militer di negara tetangga, Myanmar, yang dimulai pada akhir 2017.
Hingga hari Minggu, ada 29 kasus Covid-19 terkonfirmasi di kamp-kamp pengungsi, ditambah satu orang Rohingya yang meninggal karenanya. Namun tim-tim medis mengakui bahwa kemampuan melakukan tes terbatas dan mereka bersiap menghadapi eskalasi kasus.
“Kami menghadapi situasi di kamp-kamp yang benar-benar ideal untuk penularan virus corona,” kata Athena Rayburn dari Save the Children, yang sekarang ini mengirim 100 petugas layanan kesehatan garis depan ke kamp-kamp setiap hari. Kondisi kamp penuh sesak, kurang kebersihan dan sulit menjaga jarak, jelasnya.
Ada 18 ventilator tersedia bagi pasien Covid-19 di pusat kota Cox’s Bazar, jelas Organisasi Kesehatan Dunia. Namun, perlu waktu tempuh berjam-jam dari sana ke kamp-kamp pengungsi.
“Mengingat kurangnya sumber daya, besar kemungkinan ada orang yang membutuhkan perawatan dan tidak dapat mengaksesnya,” jelas Rayburn.
Dalam beberapa bulan ini, berbagai organisasi bantuan telah membuka lima pusat perawatan dan isolasi bagi pasien Covid-19 di kamp-kamp dan komunitas sekitarnya, dengan harapan akan ada penambahan tujuh pusat lainnya pada bulan Juli, sehingga total akan tersedia 1.130 tempat tidur.
BACA JUGA: Kasus Pertama Covid-19 Terdeteksi di Kamp Rohingya di BangladeshBadan-badan bantuan menyatakan itu akan merupakan kemajuan yang sangat besar dalam waktu yang singkat, tetapi mengingat mudahnya Covid-19 menyebar dan padatnya kamp-kamp itu, tim-tim medis masih harus bersiap menghadapi kemungkinan terburuk. [uh/ab]