Seorang wali kota di Ekuador ditemukan tewas tertembak pada Minggu (24/3), kata polisi, di saat negara di Amerika Selatan itu hampir memasuki bulan ketiga dalam situasi darurat yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemberlakuan situasi darurat itu dikeluarkan untuk menindak kekerasan geng yang melonjak.
Brigitte Garcia, wali kota berumur 27 tahun di wilayah pesisir San Vicente, ditemukan tewas bersama direktur komunikasi pemerintah kota itu, Jairo Loor.
Pada dini hari “dua orang diidentifikasi berada di dalam sebuah kendaraan dalam keadaan tak bernyawa, dengan luka-luka akibat tembakan senjata,” polisi nasional Ekuador menyatakan hal itu di platform X.
Setelah itu, polisi juga menambahkan bahwa tembakan-tembakan itu “tidak dilepaskan dari bagian luar kendaraaan tetapi dari dalamnya.” Penyelidik masih menganalisa rute yang diambil mobil tersebut, yang adalah mobil sewaan.
Pada Januari, Presiden Daniel Noboa memberlakukan keadaan darurat dan mendeklarasikan negara itu berada dalam “situasi perang” melawan geng-geng kriminal, setelah gelombang kekerasan terjadi pasca pemimpin geng “Los Choneros” bernama Adolfo “Fito” Macias kabur dari penjara.
Sejak saat itu, militer telah dikerahkan di jalan-jalan dan mengambil alih kontrol penjara-penjara di negara tersebut, di mana serangkaian kerusuhan geng telah membuat sekitar 460 orang tewas dalam beberapa tahun terakhir.
Pemerintah mengklaim, bahwa apa yang mereka sebut sebagai “Rencana Phoenix” telah sukses mengurangi jumlah kekerasan yang meningkat di negara itu.
BACA JUGA: Ekuador Tetapkan Referendum Soal Pengetatan Keamanan Jatuh pada 21 AprilPasukan keamanan telah menggelar sekitar 165.000 operasi, melakukan lebih dari 12.000 penangkapan, membunuh 15 orang yang disebut sebagai “teroris” dan menyita sekitar 65 ton narkotika sejak Januari, menurut data-data resmi.
Tetapi sejumlah episode kekerasan telah dilaporkan sepanjang akhir pekan, termasuk penyergapan terhadap patroli perbatasan dengan Kolombia. Satu tentara tewas dan tiga lainnya terluka dalam insiden itu.
Di Latacunga, sebuah kota di wilayah pegunungan Andes, ancaman bom memaksa polisi untuk mengevakuasi sebuah stadion di mana kejuaraan sepakbola profesional sedang diselenggarakan.
Setelah sebuah pemeriksaan dengan bantuan anjing yang terlatih, otoritas menemukan sebuah koper di kawasan parkir stadion “yang berisi lima bahan peledak,” yang dapat diledakkan dengan pengendali, menurut laporan polisi.
Pemerintah mengatakan, bahwa mereka akan memperkuat pengendalian keamanan setelah pembunuhan terhadap Garcia.
Pernah dianggap sebagai benteng perdamaian di Amerika Latin, Ekuador telah terjun ke dalam krisis setelah ekspansi selama bertahun-tahun oleh kartel antarnegara yang menggunakan pelabuhan di negara itu untuk mengirim narkoba ke Amerika Serikat dan Eropa. [ns/rs]