Seorang walikota di Meksiko dan istrinya diduga merupakan dalang di belakang hilangnya 43 mahasiswa jurusan pendidikan bulan lalu di wilayah barat daya, menurut jaksa agung negara itu, Rabu (22/10).
Mahasiswa-mahasiswa itu hilang pada 26 September dari Iguala di negara bagian Guerrero, setelah mereka bentrok dengan polisi. Insiden itu membuat terkejut seluruh negeri dan meremehkan klaim Presiden Enrique Pena Nieto bahwa Meksiko semakin aman di bawah kekuasaannya.
Sejauh ini, pihak berwenang telah menahan 52 orang terkait insiden tersebut, termasuk puluhan polisi yang memiliki hubungan dengan geng Guerreros Unidos atau "Prajurit Bersatu." Pemimpin kelompok itu, Sidronio Casarrubias, ditangkap minggu lalu.
Ribuan orang berdemonstrasi di Iguala Rabu untuk memrotes hilangnya guru-guru yang sedang mendapat pelatihan tersebut. Setelah demonstrasi, pria-pria bertopeng membakar kantor-kantor pemerintahan setempat dengan bom Molotov dan menghancurkan kaca jendela.
Di Mexico City, Jaksa Agung Jesus Murillo mengatakan Casarrubias telah memberitahu jaksa penuntut bahwa Walikota Iguala Jose Luis Abarca dan istrinya, Maria de los Angeles Pineda, telah memerintahkan dua pasukan polisi lokal untuk menghentikan para mahasiswa itu mengganggu peristiwa politik hari itu.
"Kami telah mengeluarkan surat penangkapan untuk Walikota Jose Luis Abarca, istrinya Ny. Pineda Villa dan kepala polisi Felipe Flores Velazquez, sebagai terduga dalang peristiwa yang terjadi di Iguala pada 26 September," ujar Murillo pada konferensi pers.
Dalam insiden September, polisi menembak dan membunuh seorang mahasiswa dan menahan yang lainnya sebelum menyerahkan mereka ke para anggota geng Guerreros Unidos, tambah Murillo.
Ia mengatakan geng itu salah mengira para mahasiswa sebagai anggota kelompok kriminal saingan "Los Rojos", atau "Si Merah."
Ia juga mengatakan bahwa menurut informasi Casarrubias, Pineda, yang menurut pemerintah datang dari keluarga pedagang narkoba kelas kakap, adalah pemimpin teratas Guerreros Unidos dalam pemerintahan Iguala.
Pihak berwenang terus menyelidiki sembilan kuburan massal di wilayah tersebut tempat mereka menemukan 30 jenazah. Pemeriksaan awal menunjukkan tak satupun jenazah itu adalah mahasiswa.
Kasus ini membayangi upaya Pena Nieto untuk mengembalikan ketertiban di Meksiko dan menggeser fokus dari kekerasan geng yang endemik ke pertumbuhan ekonomi di ekonomi terbesar kedua Amerika Latin itu. Kekerasan terkait narkoba meledak pada masa pendahulunya, Felipe Calderon, dan menewaskan sekitar 100.000 nyawa sejak 2007.
Pasukan keamanan menewaskan 19 terduga kriminal di negara bagian Tamaulipas hanya pada Selasa, menurut pemerintah lokal, Rabu. (Reuters)