Walikota London Ambil Sikap yang Bertentangan dengan PM Inggris

Walikota London, Boris Johnson, membuat pernyataan tentang sikapnya tentang keanggotaan Inggris dari Uni Eropa di luar rumah kediamannya di London hari Minggu (21/2).

Walikota London, Boris Johnson bertentangan dengan PM Inggris David Cameron yang konservatif mengenai keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa yang terdiri dari 28 negara itu.

Walikota London Boris Johnson mengambil keputusan yang bertentangan dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron hari Minggu (21/2),dan mendukung kampanye yang menyerukan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Johnson, salah seorang politisi Inggris yang paling populer tapi tidak konvensional, menjadi sosok konservatif paling terkemuka yang menentang kebijakan Cameron, sesama konservatif.

Cameron bersikap bahwa Inggris sebaiknya tetap berada dalam Uni Eropa yang beranggotakan 28 negara. Tapi Johnson beranggapan sebaliknya.

“Setelah mempertimbangkan dengan sangat sulit, karena saya sebenarnya tidak mau menentang David Cameron atau pemerintah, tetapi tidak ada lagi yang bisa saya lakukan. Karena itu saya memutuskan mendukung “Pilih Keluar” – atau apapun namanya. Menurut saya itu hal yang mendasar – karena saya ingin perjanjian yang lebih baik bagi rakyat Inggris; untuk menghemat dana dan mendapat kembali kekuasaan sebagai negara sendiri.”

Johnson mengatakan dalam artikel yang ia tulis dalam surat kabar The Telegraph “Inggris perlu mendukung sahabat-sahabat dan sekutunya, tetapi seperti yang semula diusulkan oleh Winston Churchill, berkepentingan, bekerjasama, tetapi tidak diserap.”

“Kita sedang melihat proses yang lambat dan tidak kelihatan penjajahan legal, sementara Uni Eropa menyusup dalam hampir setiap bidang kebijakan pemerintah,” imbuhnya.

Walikota Johnson juga menulis bahwa “bukanlah anti-Eropa atau Xenofobia” kalau kita memilih keluar dari Uni Eropa yang katanya telah “berubah dan bertumbuh dengan cara yang tidak disadari.”

Pekan lalu, Cameron mendapat sejumlah konsesi dari para pemimpin Eropa lain agar Inggris tetap berada dalam Uni Eropa.

Johnson selama beberapa dasawarsa telah mengecam Uni Eropa yang didukung Brussels, menghendaki agar hubungan antara Inggris dengan blok tersebut dibuat berdasarkan “perdagangan dan kerja sama” dan bukan “proyek politik.”

PM Cameron telah menetapkan referendum pada tanggal 23 Juni mengenai isu itu.

Perjanjian itu akan memberikan perlindungan yang lebih besar bagiInggris dari sebagian kewajiban yang tidak dikehendakinya, seperti menyediakan bantuan setara bagi semua penduduk Uni Eropa yang tinggal di Inggris dan berkontribusi pada dana talangan keuangan bagi ke-19 negara pengguna mata uang euro, meskipun Inggris tidak menggunakan euro.

Dalam sebuah acara TV hari Minggu, Cameron berupaya meyakinkan Johnson untuk ikut daam kampanye yang mendukung keanggotaan Inggris dalam Uni Eropa. Cameron mengatakan keamanan nasional akan lebih terjamin apabila Inggris tetap dalam Uni Eropa. [gp/vm]​