Wang Yi: Wajah yang Tak Asing Bagi AS, Kembali Dipilih Jadi Menteri Luar Negeri China

Kepala kebijakan luar negeri Partai Komunis China Wang Yi, tengah, menunggu dimulainya pertemuan trilateral dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Jakarta, 12 Juli 2023.

Keputusan China untuk mengangkat kembali Wang Yi, diplomat senior sebagai menteri luar negeri dapat berarti sangat luas. Salah satunya, Washington akan berurusan dengan wajah yang sangat dikenalnya terkait upaya untuk memantapkan hubungan dengan negara saingan strategis utamanya.

Wang Yi saat ini menjabat sebagai Direktur Kantor Komisi Sentral untuk Urusan Luar Negeri . Menteri luar negeri sebelumnya, Qin Gang, selama sebulan menghilang dari pandangan publik

Namun, kembalinya Wang ke jabatan yang dia emban selama sebagian besar dekade terakhir tidak mungkin mengubah lintasan hubungan bilateral yang bermasalah atau menghilangkan kekhawatiran tentang potret kinerja pemerintahan Presiden Xi Jinping yang buram.

Pencopotan Qin, konon anak didik Xi, pada Selasa (25/7) terjadi hampir setengah tahun setelah dia menduduki posisi tersebut. Mantan duta besar untuk Amerika Serikat dan ajudan Xi tersebut, berusia 57 tahun, mengambil alih posisi pucuk Kementerian Luar Negeri pada Desember. Namun ia tidak muncul di hadapan publik sejak 25 Juni ketika dia bertemu dengan para diplomat yang berkunjung di Beijing.

BACA JUGA: China Gantikan Menlu Qin Gang dengan Pendahulunya, Wang Yi

Kementerian mengatakan dia muncul karena alasan kesehatan, tetapi tidak memberikan rincian.

Wang, yang dikenal di Washington karena kecerdasannya yang tajam dan pembelaannya yang terkadang agresif terkait posisi China, menjadi pelengkap dalam hubungan AS-China selama bertahun-tahun.

Analis yang berbasis di Washington mengatakan kembalinya Wang ke kementerian akan membantu Kementerian Luar Negeri China beroperasi normal setelah berminggu-minggu merebaknya spekulasi dunia tentang nasib Qin.

Namun, hal itu tidak mungkin menghasilkan perbaikan signifikan dalam ketegangan hubungan AS-China, yang mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.

"Tidak satu pun dari ini mengubah alasan struktural gesekan dalam hubungan," kata Joseph Torigian, pakar pemimpin Komunis China di American University di Washington.

Kedutaan Besar China di Washington tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

Menteri Luar Negeri AS Blinken berjabat tangan dengan Direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok Wang Yi dalam pertemuan mereka di Jakarta, 13 Juli 2023. (AFP)

Diplomat Berpengaruh

Tugas kedua Wang sebagai menteri luar negeri menunjukkan keinginan Beijing untuk menjalin hubungan AS yang stabil menjelang pertemuan Xi dengan Presiden AS Joe Biden pada akhir tahun ini. Kedua pemimpin tersebut dijadwalkan bertemu di sela-sela KTT global, termasuk G20 di India pada September dan pertemuan para pemimpin APEC di California pada November.

“Dengan serangkaian pertemuan berskala internasional besar yang akan datang, Xi memilih seseorang yang memiliki hubungan dengan banyak rekan asingnya,” kata Rorry Daniels, Direktur Pelaksana Institut Kebijakan Masyarakat Asia. "Di saat ketidakpastian, China menginginkan kontinuitas dan prediktabilitas dalam posisi ini."

Kementerian Luar negeri AS dan China bergulat dengan sejumlah masalah yang memicu terjadinya adu pendapat, termasuk tindakan China yang semakin agresif atas Taiwan, pulau berpemerintahan sendiri yang diklaimnya sebagai miliknya, dan kontrol ekspor AS yang bertujuan melumpuhkan kemampuan China untuk mengembangkan semikonduktor canggih.

Mengingat serangkaian tantangan tersebut, senioritas Wang di Partai Komunis China yang berkuasa dapat membantu memperbaiki hubungan dengan AS.

BACA JUGA: Menlu AS Blinken Peringatkan Menlu China Wang Yi agar Tak Bantu Rusia di Ukraina

Dalam sistem politik China, diplomat senior bukanlah berada di tangan menteri luar negeri melainkan direktur komisi urusan luar negeri Partai Komunis China, peran yang akan terus dipegang Wang.

Jude Blanchette, seorang pakar China di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington, mengatakan posisi Wang secara bersamaan di atas dua posisi kebijakan luar negeri teratas negara itu menghilangkan lapisan birokrasi untuk lawan bicara AS.

Dan sebagai anggota Politbiro Partai Komunis yang beranggotakan 24 orang, Wang adalah seorang diplomat yang bisa dibilang lebih berpengaruh daripada pendahulunya.

Bahkan ketika Qin masih menjabat sebagai menteri luar negeri, Blinken terus berhubungan dengan Wang, meskipun pembicataan keduanya kadang-kadang sangat dingin, terutama setelah insiden balon mata-mata Cina yang diduga melintasi wilayah udara AS dan ditembak jatuh pada awal tahun ini. Hal tersebut mendorong Wang untuk “berkata keras” karena reaksi Washington yang dianggap "histeris.”

Tetap saja, penunjukan kembali Wang merupakan tanda adanya masalah dalam pembentukan kebijakan luar negeri China, kata Blanchette.

BACA JUGA: AS, Uni Eropa: Bantuan Senjata China ke Rusia akan Miliki Konsekuensi

"Cerita yang lebih besar di sini adalah ketidakpastian dan ketidakjelasan dari sistem China, yang dapat melihat seorang pejabat kebijakan luar negeri terlempar ke dalam lubang hitam selama sebulan tanpa informasi sama sekali dari Beijing," katanya.

Pada Selasa (25/7), biografi Qin di situs web Kementerian Luar Negeri China dengan cepat dihapus setelah penunjukan Wang. Situs web itu hanya menyebutkan"Sedang Diperbarui."

Pilihan Wang untuk menduduki peran strategis tersebut juga mencerminkan kurangnya pilihan yang baik untuk Beijing, kata Craig Singleton, wakil direktur program China di Yayasan Pertahanan Demokrasi.

Sederhananya, masih ada kelangkaan diplomat China berpengalaman yang dipercaya oleh Xi dan memiliki pengalaman AS yang diperlukan untuk peran yang sangat terlihat ini, katanya. [ah/ft]