Wakil presiden Filipina Leni Robredo telah mundur dari kabinet setelah Presiden Rodrigo Duterte melarangnya menghadiri pertemuan kabinet. Ia mundur dari posisinya sebagai menteri perumahan dan pembangunan kota, namun akan melanjutkan tugasnya sebagai wakil presiden terpilih.
Dalam surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada presiden [Duterte] yang diunggah melalui akun Twitternya, Robredo mengatakan, “Bertahan di kabinet Anda telah menjadi sangat tidak mungkin.”
Robredo menerima pesan SMS dari Sekretaris Kabinet Leoncio Evasco Junior, Sabtu (3/12) yang mengatakan presiden menginginkan politisi perempuan itu berhenti menghadiri semua pertemuan kebinet mulai Senin ini.
Robredo mengatakan dalam suratnya kepada presiden, keputusan itu secara efektif tidak memungkinkannya menjalankan tugas.
Di Filipina, presiden dan wakil presiden dipilih secara terpisah, seringkali berasal dari partai politik yang berlawanan, seperti Duterte dan Robredo.
Robredo juga menggungah pernyataan ke akun Twitternya, bahwa ia telah diperingatkan mengenai kemungkinan adanya rencana untuk merebut posisinya sebagai wakil presiden. Ia mengatakan, ia tidak akan membiarkan keinginan rakyat ditindas.
Pengunduran dirinya berlangsung di tengah badai politik yang dihadapi Duterte terkait keputusannya untuk mengijinkan pemakaman diktator yang sudah lama meninggal, Ferdinand Marcos, di taman makam pahlawan dan penumpasan berdarah terhadap para kartel narkoba yang telah dikecam luas oleh negara-negara Barat dan badan-badan pemerhati HAM dunia. [ab/as]